Sebagai ciptaan yang sempurna, manusia dibekali oleh sang pencipta sebuah
perangkat lunak yang paling berpengaruh dalam segala hal, yaitu akal. Artinya,
dengan akal manusia menjadi mahluk khusus, yakni dapat berfikir, berangan-angan
meneropong kehidupan masa depan. Sebagai mahluk berakal, manusia mampu berusaha
keras menghasilkan produk pikiran untuk merubah hidup. Hidup menuju sukses,
Seperti kepompong yang menjijikan berevolusi menjadi kupu-kupu yang bernilai
tinggi.
Setiap insan mempunyai dasar fitri yang sama, dibekalkan hati serta pikiran
oleh sang pencipta sebagai ‘uang saku’ untuk mengarungi perjalanan dalam
lika-liku dunia kehidupan. Bermacam potensi dan spesifikasi terdapat pada diri
manusia. Manusia dituntut mengeksplorasi potensi-potensi itu sehingga menemukan
hal baru yang terpendam dalam diri dan menginovasikannya untuk menuntaskan
masalah secara maksimal.
Membaca fenomenologi metamorfosis akhir kupu-kupu. Pikiran kita akan
menemukan cakrawala baru tentang proses luar-biasanya. berproses dari ulat
menjadi kepompong dan kepompong menjadi kupu-kupu. Ulat adalah hewan yang
menjijikan. Banyak manusia merasa tidak nyaman jika mendekatinya. Dalam hal ini
sang pencipta ulat, mencurahkan hak penuh padanya untuk mencari jalan keluar
menuju hidup yang harmonis bisa bergaul/berinteraksi dengan yang lain. Seekor
ulat berani berspekulasi ‘berpuasa’ untuk berubah total wujud demi cita-citanya
yang tidak mungkin terwujud. Tetapi dengan keyakinan, keteguhan, optimis pada
dirinya ulat melakukan ‘kontemplasi’ untuk sukses dalam revolusinya, dan
ternyata berhasil menjadi mahluk mulia, kupu-kupu.