Oleh. Rio Efendi Turipno
Dakwah
adalah Cinta
Pernahkah terpikir oleh anda untuk menjadi mercusuar? Mercusuar adalah alat yang tak henti-hentinya memancarkan cahaya, memberikan peringatan akan adanya bahaya, serta memberi petunjuk ke arah keselamatan, kepada setiap kapal yang lewat, tanpa pilih bulu dan tanpa kenal henti.
Berkat keberadaannya banyak sudah kapal dan perahu terselamatkan dari waktu ke waktu dan dari masa ke masa. Semua itu dilakukan tanpa mengharapkan imbalan ataupun sekedar ucapan terima kasih.
Demikian juga seorang aktivis dakwah, entah siapapun dia dan darimanapun dia berasal, ia laksana mercusuar, ia terus memberikan manfaat dan membimbing umat ini tanpa kenal lelah dan tidak membeda-bedakan kelompok ataupun golongan. Ia seakan-akan mengajarkan kepada umat ini bahwa dakwah adalah cinta.
Berkat keberadaannya banyak sudah kapal dan perahu terselamatkan dari waktu ke waktu dan dari masa ke masa. Semua itu dilakukan tanpa mengharapkan imbalan ataupun sekedar ucapan terima kasih.
Demikian juga seorang aktivis dakwah, entah siapapun dia dan darimanapun dia berasal, ia laksana mercusuar, ia terus memberikan manfaat dan membimbing umat ini tanpa kenal lelah dan tidak membeda-bedakan kelompok ataupun golongan. Ia seakan-akan mengajarkan kepada umat ini bahwa dakwah adalah cinta.
Memang seperti itu dakwah.
Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai
pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah
lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai.
Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah. Menyedot
saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yang
menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret. Tubuh yang
hancur lebur dipaksa berlari.
Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya juga tidak
membosankan, justru terkadang menyakitkan. Bahkan tidak jarang juga para
pejuang dakwah ini menghadapi godaan kefuturan.
Namun, sebesar apapun tantangan yang kita hadapi,
tetap kita harus yakin Allah senantiasa bersama kita, dan apa yang kita hadapi
itu adalah bagian dari ujian iman yang Allah berikan kepada kita untuk
membuktikan seberapa besar kecintaan kita pada dakwah ini.
“Teruslah
bergerak,
hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah
berlari,
hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah
berjalan,
hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah
bertahan,
hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Dan tetaplah
berjaga,
hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”
(KH.
Rahmat Abdullah)
Dakwah
Kita Adalah Dakwah Perubahan
Dakwah
kita memang sebuah perubahan ke arah perbaikan, namun hendaklah kita
mengetahui, bahwa perbaikan tidak bisa akan terwujud dengan mengisolir dan
menutup diri. Tidak bisa disangkal kita memang harus berinteraksi dan bergaul
dengan orang lain agar dapat secara bersama-sama mewujudkan perubahan ke arah
perbaikan. Apalagi bila kita cermati ternyata sebagian besar kandungan ayat
al-Qur’an al-Kariim berbentuk percakapan dialogis. Ini artinya percakapan
dialogis adalah bagian dari pada bentuk interaksi dalam mengajak orang lain ke
arah perubahan untuk perbaikan. Kita di perintahkan oleh Allah untuk menyeru,
menyampaikan kepada seluruh manusia ke jalan perbaikan.
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”(QS. 16:125)
Menyeru ke jalan Allah dengan hikmah dan pengajaran yang baik inilah
yang menjadi landasan dakwah kita guna mewujudkan perubahan dan perbaikan.
Dakwah Kita
Adalah Memberikan Teladan
Al-Qudwah atau yang disebut
dengan kata Al-Uswah bermakna contoh atau teladan. Kalimat yang tidak asing di
telinga kita apalagi bagi para aktifis dakwah. Al-Qudwah merupakan dharuriyyatul hayat (keniscayaan) bagi kehidupan alam semesta, sebelum menjadi dharuriyyatul-Islam dan dharuriyyatud-dakwah.
Setiap makhluk menirukan apa yang dilakukan oleh para
pendahulunya. Secara nyata hal ini bisa kita fahami sebagai buah dari keteladanan,
di samping kita meyakini ada hidayah Allah
bagi mereka.
Anak kambing mengikuti induknya memakan rumput, anak
kerbau ikut berkubang di dalam lumpur menirukan induknya, dan dan begitu
seterusnya.
Di dalam Islam keteladanan itu menjadi sangat penting.
Allah SWT menjadikan Rasulullah Muhammad saw sebagai teladan bagi kaum
muslimin.

Dengan demikian kita sebagai umat Rasulullah SAW, maka
seyogyanya kita mencontohi Rasulullah SAW untuk menjadi teladan bagi yang lain.
Dakwah Kita Adalah Dakwah Jama’ah
Sesungguhnya dakwah kepada agama Allah SWT
merupakan jalan yang ditempuh oleh Rasulullah SAW dan para pengikutnya. Artinya
Rasulullah tidak mengerjakan dakwah ini sendrian saja, melainkan bersamapara
sahabat dan pengikutnya, hingga mencapai kejayaan. Adapun misi dakwah itu
sesungguhnya adalah mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang
terang benderang, dari kekufuran menuju keimanan, dari kesyirikan menuju tauhid
dan dari neraka menuju syurga.
Dakwah adalah
suatu kewajiban yang dibebankan kepada setiap laki-laki dan wanita beriman.
Allah telah memilihkan dakwah sebagai sebuah jalan yang harus ditempuh setiap
mukmin, agar bisa meraih kemenangan.
Allah telah
memerintahkan kita untuk membentuk umat yang senantiasa melakukan dakwah, amar
ma’ruf dan nahi munkar, sebagaimana firman-Nya:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar,
mereka itulah orang-orang yang beruntung” (QS. 3:104).
Ayat ini
dengan tegas menunjukkan kewajiban membentuk sebuah umat atau jamaah yang
memiliki tugas atau karakter yang spesifik. Secara bahasa, menurut Kamus al-Munawwir,
kata al-ummah memiliki banyak pengertian, di antaranya
adalah ar-rajulu al-jami’u lilkhair (laki-laki yang
padanya terkumpul kebaikan), man huwa ‘alal haq (orang
yang menetapi kebenaran), asy-sya’bu wal jumhur (rakyat,
masyarakat, bangsa).
Jadi
apabila dikatakan ummatullah artinya adalah khalquhu, ciptaan-Nya. Namun jika dikatan Ummatun yad’una ilal khair dalam ayat tersebut
bermakna jama’atun yad’una ilal khair, suatu jamaah yang menyeru
kepada kebaikan. Umat memiliki makna jamaah, yang harus dibentuk untuk
melaksanakan berbagai kewajiban agama. Hal ini menandakan harus adanya
pelaksanaan dakwah, amar ma’ruf dan nahi munkar secara kolektif, tidak
individual.
Tidak Ada Kata Pensiun Dalam
Dakwah
Jika olahragawan
bisa mengalami masa pensiun karena usianya yang renta dan kekuatan fisiknya
yang melemah. Jika seorang pegawai akhirnya menemui saat pensiun karena usianya
telah melewati batas ketentuan umum kepegawaian. Jika seorang artis harus
meninggalkan pentas karena keterampilan dan keindahan aktingnya telah
digerogoti usianya.
Namun. Seorang
aktivis dakwah, tidak mengenal kamus pensiun dan berhenti dari panggung
dakwahnya. Kami dan saudara kami di jalan ini tidak mengetahui ada kondisi yang
mengharuskan kami mundur dari gelanggang dakwah karena faktor usia, kemampuan
fisik yang menurun, pikiran yang sulit difungsikan secara maksimal, atau bahkan
karena kondisi eksternal yang memaksa kami untuk mundur. Singkatnya, kondisi
apapun tidak akan menyebabkan kami ‘uzlah atau pergi meninggalkan jalan ini.
Tak pantas kita merasa
lelah mengarungi samudera dakwah ini, karena masih terlalu banyak para
pendahulu kita yang jauh lebih letih dari kita. Tak pantas berkeluh
untuk mencapai ketinggian cita-cita dakwah ini, karena masih terlalu banyak
para pendahulu kita yang jauh lebih sibuk dari kita.
Beginilah Jalan Dakwah
Mengajarkan Kami
Kami memilih jalan ini, karena kami memang membutuhkan. Bukan
hanya sekadar rasa membutuhkan bahkan lebih, karena kami melangkah di jalan ini
merupakan bagian dari rasa syukur kami atas hidayah Allah kepada kami. Kami
memilih jalan ini karena kami ingin seperti para pendahulu kami di jalan ini
yang telah banyak memperoleh pahala dan keridhaan Allah karena peran-peran
dakwahnya.
Demikianlah, pada dasarnya dakwah ini adalah sebuah estafet
perjuangan. Sebagaimana dakwah yang diserukan para nabi terdahulu, dilanjutkan
dan disempurnakan dengan dakwah yang diperjuangkan Rasulullah Saw dan terus
berlanjut hingga para juru dakwah yang berjalan di atas jalan perjuangannya di
hari ini. Dalam jalan dakwah ini kami ingin menjadi batu bata dari bangunan
dakwah ini. Sebuah bangunan yang telah dirintis oleh para anbiya dan
orang-orang shalih.

Ya, “Hazihii sabilii” (inilah jalanku). Jalan yang
menjadikan kami tidak mudahterkesima dan tergoda dengan aroma kemaksiatan
dunia. Jalan yang selalu menggerakkan hati kami untuk selalu dekat kepada
Allah, karena kami yakin “Hazihii sabilii”, adalah jalan para nabi, para
shalihin, para shiddiqiin, para syuhada yang ingin menjadi pendamping
Rasulullah di surga.
Yaa Allah, teguhkan langkah kami agar senantiasa selalu berada di
jalan ini. Bulatkan tekad kami agar terus berjuang di jalan ini. dan terimahlah perjuangan kami hingga peluh
dan tetesan darah terakhir di jalan ini. serta
akhirkanlah hidup kami, di dalam naungan cinta-Mu.
Amin
Ya Robbal Alamin
share ilmunya banyak bermanfaat, trims
BalasHapusshare ilmunya banyak bermanfaat, trims
BalasHapusJOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.org
share ilmunya banyak bermanfaat, trims
BalasHapus