Oleh. Rio Efendi Turipno, S.Psi
Ada sebagian orang yang mampu memanfaatkan kesalahan-kesalahan yang yang pernah dilakukannya dengan baik . Ada sebagian lagi yang justru disetir oleh kesalahan-kesalahannya sendiri, hingga makin larut di dalamnya . Sementara sebagian lainya karena kesalahan-kesalahan masa lalunya, menjadi orang yang sinis. Sebagian lainnya menjadi orang-orang yang selalu gelisah. Dan sebagiannya pula menjadi orang-orang yang selalu berhasrat untuk menguak lebih banyak lagi hakikat-hakikat yang samar di dunia ini.
Kesalahan, dalam kondisi apapun, menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah kehidupan manusia. Kesalahan tak akan pernah termaafkan oleh nurani, meski berhasil di ditinggalkannya. Pengalaman hidup merupakan akumulasi peristiwa yang pernah dialami manusia. Sungguh tidak mudah melupakan pengalaman yang telah dilalui.
Namun, hal ini bukanlah halangan bagi orang yang berjiwa besar untuk dapat menguasai segala keterpurukan yang pernah dilaluinya. Orang dengan tipe kepribadian seperti ini sangat mungkin untuk berkata “tidak “ untuk terjerumus kedalam lubang yang sama.
Meski demikian, hal itu tidak berarti bahwa dengan berlalunya waktu, ia mampu menghapus kenangan-kenangan yang dilaluinya. Ia hanya mengubah kenyataan dirinya. Ketika hal ini dilakukan maka manusia akan mampu mengubah realitas kehidupannya . ia tidak akan berharap bahwa dunia disekitarnya berubah, atau mengharap agar sang waktu menghapus peristiwa-peristiwa pahit yang pernah terjadi. Atau mengharap orang-orang memaafkan tindakannya.
Keberanian untuk mengubah kenyataan diri itulah yang dituntut agar seseorang mendapat kehidupan baru. Belajar dari pengalaman dengan keyakinan yang baru dan hasrat yang tulus, menjadikan kesalahan dimasa yang lalu sebagai jembatan menuju keunggulan dan prestasi.
Jangan pernah berpandangan dengan jabatan kita, orang-orang pasti memuji dan menempatkan kita pada golongan, orang-orang terhormat . karena sesungguhnya jalan hidup seseorang tidak terkait dengan posisinya , tidak terkait dengan ruang dan waktu , akan tetapi dengan perilaku kita.
Ketika kita “bersih”, maka kita adalah orang yang terhormat. Ketika kita “kotor” maka kita adalah orang-orang yang hina. Dan ketika bersikap “plin-plan”, maka kita adalah seorang oportunis.
Orang lain berhak memperlakukan dirimu sesuai dengan perilakumu. Jangan pernah mengharap orang lain memuliakan anda, sedang anda tenggelam dalam “lumpur”. Jangan mengharap orang lain menghargai anda sementara anda tidak mampu mengendalikan diri anda. Dan jangan pula mengharap orang lain peduli kepada anda, sedangkan anda sama sekali tidak pernah memperdulikan diri anda sendiri.
Kesalahan adalah langkah awal menuju keterpurukan abadi, jika kita tidak pernah mau belajar dari kesalahan itu. Oleh karena itu bangkitlah dari segala keterpurukan kita selama ini. Ubahlah hidupmu kearah yang lebih baik. Yakinlah bahwa daya kreativitasmu akan mampu menutup semua cela dan kekurangan yang ada pada dirimu. Jika anda sungguh-sungguh dia pasti tidak akan mengecewakanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar