Pertentangan mengenai tokoh Yesus Kristus (Isa Al-Masih) merupakan pokok perbedaan antara Islam dan Kristen. Pertentangan Islam dan Kristen yang berpusat pada pribadi Yesus menimbulkan perdebatan yang besar dari kedua agama ini. Umat Islam memandang Yesus Kristus sebagai Nabi Allah, mereka menyintai dan memuliakannya, sebagaimana mereka memuliakan Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as dan Nabi Muhammad Saw. Di pihak lain, umat Kristen beranggapan bahwa Yesus itu Tuhan dan salah satu oknum dari Tritunggal (Trinitas). Konsep inilah yang tidak bisa diterima oleh umat Islam. Memang agama diturunkan bukan untuk diperdebatkan, tapi pengetahuan akan orsinalitas dan autensitas adalah kaidah dasar dari cara beragama yang benar.
Tulisan ini dibuat bukan untuk menyerang iman kristiani, melainkan ini adalah hak jawab kami atas berbagai tudingan yang menyatakan bahwa Al Qur'an mendukung ketuhanan Yesus (Isa as), sebagaimana sering ditulis dibeberapa selebaran-selebaran gelap, dan buku-buku penginjilan seperti: Penginjilan Pribadi karya Suradi Ben Abraham, dll.
Beberapa ayat yang sering dipakai oleh pihak Gereja untuk mendukung dogma atau dokrtrin tentang ketuhanan Yesus, dapat kita lihat pada ayat dibawah ini :
Yohanes 1 : 1
“ In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was God.”
(Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah)
Yohanes 1 : 14
“ And the Word became flesh and dwelt among us, and we beheld His glory, the glory as of the only begotten of the Father, full of grace and truth.”
(Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaa-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran).
Yohanes 14 : 11
“ Believe Me that I am in the Father and the Father in Me…”
(Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku didalam Bapa dan Bapa didalam Aku…)
I Yohanes 5 : 7-8
“ For there are there who bear witness in heaven: the Father, the Word, and the Holy Spirit; and these there are one.”
(Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus dan ketiganya adalan satu..])
Sementara di lain pihak melalui kitab suci mereka sendiri yaitu Injil, menjelaskan bahwa semasa Yesus hidup, tidak pernah sepatah katapun keluar dari mulut Yesus bahwa dirinya adalah Tuhan yang patut disembah, apalagi sampai mengajarkan kepada murid-muridnya. Malahan Yesus sendiri mengajarkan bahwa hukum yang terutama itu adalah Tauhid (Allah itu Esa)...
“ Jawab Yesus : ‘Hukum yang terutama ialah; Dengarlah hai orang Israel, Tuhan Allah kita Tuhan itu Esa.“ (Injil Markus 12:29)
Pernyataan Yesus diatas juga dibenarkan oleh kitab-kitab terdahulu, baik itu Taurat, Zabur (Mazmur) dan kitab para nabi sebelum Yesus, yang menekankan penolakan terhadap semua bentuk ketuhanan selain Allah, antara lain:
“ Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa hanyalah Allah satu-satunya Tuhan yang ada dilangit diatas dan di bumi dibawah, tidak ada yang lain.” (Kitab Ulangan 4:39)
“ Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa!.” (Kitab Ulangan 6:4)
“ Engkau diberi melihat untuk mengetahui, bahwa satu-satunya Tuhan hanyalah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia.” (Kitab Ulangan 4:35)
“ Sebab itu Engkau besar, ya Tuhan Allah, sebab tidak ada yang sama seperti Engkau dan tidak ada Tuhan selain Engkau menurut segala yang kami tangkap dengan telinga kami. (Kitab II Samuel 7 : 22)
“ Kamu ini adalah saksi-saksi-Ku, demikian firman Tuhan, dan hamba-Ku yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia, sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk dan sesudah Aku tidak akan ada lagi.” (Kitab Yesaya 43 : 10)
Lantas! bagaimanakah kita mengkompromikan kedua kelompok ayat ini. Sebagai muslim kita meyakini bahwa Yesus (Isa as) hanya seorang utusan Allah. Namun agar tidak salah kaprah dalam memahami ajaran kristen, disini saya akan menguraikan bagaimana pandangan Alkitab tentang Yesus itu sendiri. Benarkah kesaksian alkitab bahwa dia (Yesus) adalah Tuhan? lewat kesempatan ini kita telusuri kebenarannya, sebagaimana perintah dalam alkitab, yang berbunyi:
“Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik”.(1 Tesalonika 5 : 2)1
FIRMAN ADALAH ALLAH ?
Yohanes 1:1
“ In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was God.”
(Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah)
Yohanes 1:14
“ And the Word became flesh and dwelt among us, and we beheld His glory, the glory as of the only begotten of the Father, full of grace and truth.”
(Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaa-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran).
Kedua ayat ini (Yohanes 1 : 1-14) tidak bisa di jadikan landasan hujjah karena ayat tersebut bukanlah Firman Allah atau sabda Yesus melainkan Hymne Platonis yang diperkenalkan oleh Philo dari Alexandria. Penulis Injil Yohanes kemudian memetik Hymne ini dan menempatkan pada pembukaan Injil Yohanes. Pencaplokan ajaran Platonis ini oleh penyalin Injil Yohanes di jelaskan oleh Santo Agustinus dalam bukunya yang berjudul The Confession of Saint Augustine dibawah sub judul: Kitab Suci dan Filsafat Penyembah berhala.
“… Book of the Platonists that had been translated out of Greek into Latin. In them I read, not indeed in these word but mucf the same thought, enforced by many varied arguments that: In the beginning was the word , and the word was with God and the word was God. All things were made by him, and without him nothing was made.”
(… Buku Filsafat Plantonis yang telah diterjemahkan dari bahasa Yunani ke Latin. Didalamnya saya baca, walaupun tidak sama persis tapi jalan pikirannya mirip, didukung dengan berbagai argumen bahwa: Pada mulanya adalah firman, dan firman itu bersama-sama Tuhan dan firman itu adalah (dari) Tuhan. Ia (firman) pada mulanya bersama-sama dengan Tuhan. Segala sesuatu dijadikan oleh dia (firman) dan tanpa dia (firman tidak ada yang dijadikan)
Catatan kaki Alkitab The New Testament of the New American Bible, tahun 1970 hal. 203, memberikan alasan kuat yang memperkuat pendapat bahwa Yohanes 1 : 1-18 bukan merupakan bagian dari Injil Yohanes tetapi merupakan karya lepas yang baru dimasukkan sebagai pembukan Injil Yohanes oleh penyalin:
John 1 : 1-18; “The prologue is a hymne, formally poetic in style – perhaps originally an independent composition and only later adapted ang edited to serve as an overture to the gospel.”
(Yohanes 1 : 1-18; Pembukaan ini merupakan hymne, berbentuk syair – mungkin berasal dari karya bebas, yang hanya belakangan baru kutip dan diedit untuk berperan sebagai intro (pembuka) dari Injil)
Selain keterangan diatas, kedua ayat tersebut juga sangat lemah sekali untuk bisa diterima dengan akal sehat kita, karena setiap yang bersama-sama dengan Allah, pasti bukanlah Allah. Perhatikan Contoh sederhana dibawah ini:
Pada mulanya adalah Amir,
Amir itu bersama-sama dengan Akbar
Dan Amir itu adalah Akbar ????
Apakah kita harus meninggalkan akal sehat kita untuk menerima bahwa “ Amir adalah Akbar ?”. Begitu juga dengan Yohanes 1 : 1, apakah kita pun juga harus menerima keterangan ayat tersebut bahwa Firman (Yesus) itu adalah Allah ????. Padahal kita sendiri mengetahui kerancuhan kata-kata pada ayat tersebut. Maka dengan sendirinya ayat ini tertolak untuk dijadikan dasar keimanan Kristen mendukung ketuhanan Yesus.
Suatu hal yang menarik apabila kita hendak menelusuri bahasa asli dari Injil Yohanes yaitu bahasa Yunani. Disitu kita akan mengerti dengan jelas bahwa Yohanes 1:1-14, sebenarnya tidak dapat ditafsirkan bahwa ”Yesus (Firman) adalah Allah Sejati”. Karena dalam Alkitab istilah/kata ”Allah” merupakan padanan kata elohiym (Ibrani), Theos (Yunani), God (Inggris) memiliki dua makna, yaitu:
Pertama, ”Allah” menunjuk pada Allah Sejati, Penguasa Semesta Alam (The True God) kalau dalam alkitab biasa disebut Bapa/Yahweh. Dialah Allah Yang Maha Esa, sebagaimana yang telah diperkenalkan oleh Yesus kepada murid-muridnya.
”Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar (Laa ilaaha ilallaah), dan mengenal Yesus Kristus yang Engkau utus (Isa Rasulullah).” (Injil Yohanes 17 : 3)
Kedua, ”Allah” yang tertulis dalam alkitab bisa juga berarti makhluk ilahi (seorang Rasul atau utusan Allah) dan bukan menunjuk kepada Allah Sejati. Seperti halnya kata ”Τεοζ“ (Theos) dalam Yohanes 1:1, yang oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) diterjemahkan sebagai “allah”, namun bukan berarti yang dimaksudkan itu adalah Allah Sejati, karena kata ini dalam alkitab digunakan secara umum menunjuk kepada utusan Allah, seperti, Rasul, Nabi bahkan Raja dan Malaikat. Perhatikan beberapa ayat dibawah ini:
“Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Lihat Aku mengangkat engkau sebagai Allah bagi Fir’aun…” (Kitab Keluaran 7 : 1)
“Aku sendiri telah berfirman: “Kamu adalah Allah dan anak-anak Yang Maha Tinggi kamu sekalian.” (Kitab Mazmur 82 : 6)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa di dalam alkitab Musa disebut allah, malaikat disebut allah, raja juga disebut allah, serta penerima atau pembawa Firman pun disebut allah. Namun kesemuanya itu bukan menunjuk kepada Allah Sejati, Penguasa Semesta Alam, melainkan hanya sebagai seorang hamba Allah.
Begitu juga dalam Yohanes 1:1, didalam terjemahan bahasa Indonesia (LAI) kita menjumpai ada 2 (dua) kata Allah disana, yaitu difrase kedua dan ketiga. Tanpa meneliti bahasa aslinya (Yunani), maka pembacanya sering menangkap bahwa “Allah” pada frase kedua dan ketiga dianggap sama. Untuk lebih jelas mari kita pahami Injil Yohanes 1:1 dalam bahasa aslinya, Yunani:
Εν αρχε εν ο λογοζ (1) και ο λογοζ εν προσ τον Τεον (2) και Τεοζ εν ο λογοζ (3)
1). ”en arkhe en ho logos” (Pada mulanya adalah Sang Firman)
2). ”kai ho logos en pros ton theos” (Firman itu bersama-sama dengan Sang Allah)
3). ”kai theos en ho logos” (allah adalah Sang Firman).
Didalam bahasa Yunaninya, untuk kata Allah pada frase 2), dan frase 3), tertulis berbeda: ”ton theos” dan ”theos”. Yang pertama memakai kata sandang ”τον” (ton), sementara yang kedua tidak. Tentu keduanya memiliki arti yang berbeda, yaitu kata ”τον Τεον“ (ton theos) itu berarti Allah Sejati, mengacu pada Sang Penguasa Semesta Alam. Sedangkan tanpa kata sandang ”τον” (ton), maka “Τεοζ ” (theos) memiliki arti “makhluk bersifat ilahi” (seorang Rasul /Nabi) bukan Allah Sejati.
Kesimpulannya: ”Firman itu adalah Allah” didalam Yohanes 1:1, tidak bermakna bahwa Yesus itu adalah Allah Sejati, namun itu akan lebih tepat jika bermakna Yesus adalah makhluk ilahi (utusan/Nabi Allah).
Jika Yohanes 1:1 tetap dipaksakan untuk menerangkan Yesus adalah Allah itu sendiri, maka dengan demikian hal ini akan bertentangan dengan kesaksian Yesus sendiri yang terekam dalam Injil Yohanes itu sendiri. Mari kita simak kesaksia Yesus tentang siapa dirinya?
“…Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia“.(Yohanes 5:23)
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal...” (Yohanes 5:24)
“…Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku”.(Yohanes 5:30)
“…Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.” (Yohanes 5:36)
Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku…” (Yohanes 5:37)
“Dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya.” (Yohanes 5:38)
“Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah." (Yohanes 6:29)
“Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.” (Yohanes 6:38)
“Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku…” (Yohanes 6:44)
“Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa…” (Yohanes 6:57)
Jawab Yesus kepada mereka: "Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku. (Yohanes 7:16)
"Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal". (Yohanes 7:28)
"Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku". (Yohanes 7:29)
Maka kata Yesus: "Tinggal sedikit waktu saja Aku ada bersama kamu dan sesudah itu Aku akan pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku". (Yohanes 7:33)
"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus". (Yohanes 17:3)
"Benar, benar, Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya; ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya." (Yohanes 13:16).
YESUS DAN BAPA ADALAH SATU ?
Dalil kedua yang sering digunakan oleh umat Kristen untuk mendukung ketuhanan Yesus adalah Yohanes 10:30, 38; dan Yohanes 14:10-11, dimana umat Kristen menyimpulkan bahwa kalimat “Aku di dalam Bapa dan Bapa didalam Aku” itu adalah bukti ketuhanan Yesus. Namun apakah ayat-ayat ini juga bisa dijadikan dalil ketuhanan Yesus? Jelasnya mari kita buktikan bersama!
“ Aku dan Bapa adalah satu.” (Yohanes 10:30)
“ Tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akian pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa." (Yohanes 10:38)
“ Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakana kepadamu tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa yang didalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.” (Yohanes 14:10)
“ Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa, dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.”
(Yohanes 14:11)
Jika umat Kristen benar-benar konsisten dengan pernyataan mereka bahwa Yohanes 10:30, 38; dan Yohanes 14:10-11 adalah bukti ketuhanan Yesus, maka dengan demikian mereka pun harus menerima bahwa murid-murid Yesus juga Tuhan, karena di dalam Yohanes 14:20 dan Yohanes 17:21, Yesus sendiri berkata: “ Mereka semua telah menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku didalam Engkau agar mereka juga didalam Kita ”. Sebagaimana kita bisa lihat pada ayat-ayat dibawah ini:
“ Pada waktu itulah kamu akan tahu bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu didalam Aku dan Aku di dalam kamu.” (Yohanes 14:20)
“ Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku didalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang mengutus Aku.” (Yohanes 17 : 21)
Wah! kalau begitu Tuhan dalam Kekristenan jadi bertambah dong? Ya ! bukan lagi Tritunggal (tiga dalam satu), tetapi 14 Tuhan di blender jadi satu (12 murid + Yesus + Bapa = 14 dalam satu). Naudzubillah…!. Lantas penafsiran yang benar dari ayat-ayat diatas itu seperti apa?. Menurut R.C. Sproul dalam bukunya “Essential Truths of Christian Faith” (Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen) hal. 31, menjelaskan:
“ Alkitab merupakan pengadilan tertinggi kita. hukum utama dalam penafsiran Alkitab adalah Firman Tuhan merupakan penafsir bagi dirinya sendiri. Prinsip ini berarti bahwa Alkitab harus ditafsikan dengan Alkitab.”
Pada hal. 32, dalam buku yang sama R.C. Sproul, melanjutkan:
“ Alkitab tidak boleh ditafsirkan berdasarkan prasangka dan keinginan hati kita. kita harus berusaha untuk mengerti apa sebenarnya yang Alkitab coba komunikasikan kepada kita dan kita harus menjaga jangan sampai kita memasukkan pandangan kita kedalamnya.”
Dari penjelasan R.C. Sproul, dapat kita simpulkan bahwa hukum yang utama dalam menafsirkan Alkitab adalah dengan Alkitab itu sendiri dan kita tidak boleh menafsirkan berdasarkan prasangka serta keinginan hati kita. Dan inilah yang terjadi pada teman-teman kita yang beragama Kristen dimana Yohanes 10 : 30, 38; dan Yohanes 14: 10-11 ditafsirkan hanya dengan prasangka dan keinginan hati mereka saja, tanpa menghiraukan hukum utama dalam penafsiran Alkitab, yaitu ditafsirkan dengan Alkitab itu sendiri, sehingga kalimat “Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku” ditafsirkan bahwa Bapa dan Yesus satu wujud (homoousius). Padahal jika kita membaca keseluruhan ayat tersebut sampai pada Yohanes 17 : 23, disitu sangat jelas sekali bahwa yang dimaksudkan Yesus adalah satu dalam Kasih, dan bukan satu wujud. Perhatikan ayat dibawah ini!
“ Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikian juga Aku telah mengasihi kamu; tinggalah didalam Kasih Itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal didalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal didalam kasih-Nya".(Yohanes 15 : 9-10)
"Aku didalam mereka dan Engkau didalam Aku, supaya mereka sempurna menjadi satu. Agar dunia tahu bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan Engkau mengasihi mereka sama seperti Engkau mengasihi Aku.” (Yohanes 17: 23)
DALIL TRITUNGGAL (TRINITAS) ?
Ayat yang terakhir yang digunakan untuk mendukung ketuhanan Yesus adalah 1 Yohanes 5 : 7-8, dimana umat Kristen mempercayai bahwa Tuhan itu terdiri dari tiga oknum yang menjadi satu dan dikenal dengan sebutan Tritunggal atau Trinitas. Sebenarnya istilah Tritunggal atau Trinitas tidak pernah ada dan tidak pernah dipakai dalam Alkitab. Istilah tersebut baru dipakai pada Abad ke III oleh Bapa Gereja di Afrika Utara, Tertulian (166-200 M). Namun demikian umat Kristen tetap mempercayai konsep ketuhanan semacam ini, walaupun selama 1800 tahun konsep ketuhanan Tritunggal ini masih terus dipersoalkan oleh kalangan Gereja sendiri.
Suatu keanehan yang muncul adalah Alkitab yang diimani umat Kristen tidak memberikan penjelasan secara tegas dan jelas mengenai konsep ketuhanan ini. Sebab didalam Alkitab itu sendiri tidak ada satu pun ayat atau kalimat yang tegas dan jelas memberikan gambaran tentang Tritunggal atau Trinitas itu. Lalu bagaimana 1 Yohanes 5 : 7-8, bukankah ayai ini memberikan tentang konsep Tritunggal atau Trinitas ?
“ Sebab ada tiga yang memberikan kesaksian [ di dalam sorga: Bapa, Firman, dan Roh Kudus dan ketiganya adalah satu. Dan ada tiga yang memberikan kesaksian di bumi ]: Roh dan air dan darah dan ketiganya satu.” ( 1 Yohanes 5 : 7-8 )
Namun sayangnya ayat itu diakui sebagai ayat yang merumuskan Tritunggal atau Trinitas didalam Alkitab (1 Yohanes 5 : 7) diakui sebagai ayat sisipan atau ayat palsu oleh pihak gereja karena tidak ditemukan dalam naskah Kondeks Sinaiticus, Kondeks Vaticanus dan Alexandrianus. Zonder Publishing House, penerbit Alkitab dari Amerika Serikat dalam versinya The Holy Bible New International Version pada hal. 1242 memberikan Komentar yang cukup objektif, bahwa 1 Yohanes 5 : 7-8 tidak dijumpai dalam Naskah Yunani sebelum abad ke-16. Begitu juga dengan Kitab Suci Perjanjian Baru dengan pengantar dan catatan singkat, yang dikeluarkan oleh Ditjen Bimas Katholik Depertemen Agama RI, percetakan Arnoldus Ende. Dengan terang-terangan menyatakan dalam catatan kakinya, bahwa kalimat dalam kurung itu (1 Yoh 5:7) Pasti tidak asli alias Palsu
Hal ini juga diakui dengan sejujur-jujurnya oleh Dr. G.C. van Niftrik dalam bukunya “ Dogmatika Masa Kini “, hal. 548;
“ Di dalam Alkitab tidak ada terdapat suatu istilah yang dapat diterjemahkan dengan kata Tritunggal atau suatu ayat tertentu yang mengandung dogma tersebut. Alasan yang menimbulkan perumusan dogma itu mungkin terdapat dalam 1 Yoh 5 : 7-8. namun sebagian besar dari ayat-ayat itu agaknya belum tertera dalam naskah aslinya. Bagian itu setidak-tidaknya harus diberi kurung.”
Keesaan Tuhan yang diimani terdiri dari tiga pribadi yang setara, sehakikat, sekehendak, tidak bercampur, tidak berpisah dan tidak berasal mula. Itupun ditolak oleh Alkitab, karena didalam Alkitab beberapa kali tertulis perbedaan dari ketiga oknum itu. Sebagai contoh ;
“ Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan berdoa, terbukalah langit. Dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati diatas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: Engkaulah Anak-Ku yang kukasihi kepada-Mulah Aku berkenan.” (Lukas 3 : 21-22)
Disini nampak dengan jelas ketiga oknum itu terpisah tidak satu, yaitu Yesus, digambarkan sebagai sosok yang sedang basah kuyup sehabis dibaptis dan Roh Kudus dalam rupa Burung merpati, sedangkan Bapa adalah yang bersuara dari langit. Jadi dengan jelas ayat ini juga menolak doktrin bahwa Bapa, Yesus, dan Roh Kudus adalah oknum yang satu atau setara, sehakikat, sekehendak, dan tidak berpisah.
Dengan demikian disimpulkan bahwa Alkitab sendiri memberikan kesaksian bahwa Yesus bukanlah Tuhan atau Allah itu sendiri.....
Maka benarlah Firman Allah dibawah ini:
"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam", Padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun." (Qs. Al Maaidah : 72)
God=ALLAh
BalasHapusLord God=Tuhan Allah
Lord Allah= Tuhan ?????
God bless all ^^
ini blog apa si ngebahas kristologi molo,,,zzzzzzzzzzz
BalasHapusyg pny blog gak sadar