Kamis, 07 Januari 2010

(Mimpikah) IPM Masuk ke Sekolah Negeri?

Oleh. Abdul Rahman Syahputra Batubara


Sudah hampir setengah abad umur Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), sudah banyak juga prestasi yang sudah ditorehnya, dari lingkungan sekolah sampai kelas internasional. IPM telah melahirkan banyak tokoh lokal sampai nasional. Keluarga besar Muhammadiyah tak menyangkal bahwa IPM dan kadernya telah berbuat banyak untuk kaderisasi Muhammadiyah. Saat ini pimpinan teras Muhammadiyah, Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiah dan bahkan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dari lingkaran tingkat kecamatan sampai negara banyak diisi oleh kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Wajar saja kalau Muhammadiyah dan Aisyiyah menaruh perhatian khusus bagi IPM. Banyak yang menaruh harapan kepada IPM.

Sejak berdirinya tahun 1961 IPM bukan tak pernah keluar dari ”sangkarnya” sekolah milik Muhammadiyah. Banyak di beberapa lokasi termasuk Yogyakarta juga IPM pernah hadir dan mewarnai organisasi di sekolah negeri. Kader dari sekolah negeri juga tak bisa dipandang setengah mata. Saat ini saja di Pimpinan teras (tingkat kecamatan sampai nasional) gerakan IPM juga banyak diwarnai oleh kader-kader IPM dari sekolah negeri.

Senin, 04 Januari 2010

Apa Salahnya Menangis?


Apa salahnya menangis, jika memang dengan menangis itu manusia menjadi sadar. Sadar akan kelemahan-kelemahan dirinya, saat tiada lagi yang sanggup menolongnya dari keterpurukan selain Allah Swt. Bukankah kondisi hati manusia tiada pernah stabil? Selalu berbolak balik menuruti keadaan yang dihadapinya.

Sebagian orang menganggap menangis itu adalah hal yang hina dan merupakan tanda lemahnya seseorang. Bangsa Yahudi selalu mengecam cengeng ketika anaknya menangis dan dikatakan tidak akan mampu melawan musuh-musuhnya. Para orang tua di Jepang akan memarahi anaknya jika mereka menangis karena dianggap tidak tegar menghadapi hidup. Menangis adalah hal yang hanya dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai prinsip hidup.