Jumat, 09 Desember 2011

Gerhana Bulan, Sabtu 10 Desember 2011

Assalamu’alaikum w. w.
Dengan ini kami sampaikan bahwa akan terjadi gerhana bulan total pada hari Sabtu, 10 Desember 2011 M, yang melewati/melintasi seluruh wilayah Indonesia. Sehubungan dengan itu, kami mohon Redaksi Website Muhammadiyah dapat memuat maklumat atau rilis berita sebagai anjuran untuk menjalankan ibadah terkait dengan terjadinya gerhana bulan tersebut.

Adapun data gerhana selengkapnya adalah sebagai berikut:
           Gerhana Penumbra mulai        : 18.34 WIB
      Gerhana Umbra mulai              : 19.45 WIB
      Tengah Gerhana                        : 21.32 WIB
      Gerhana Total berakhir            : 21.58 WIB
      Gerhana Umbra berakhir         : 23.18 WIB
      Gerhana Penumbra berakhir   : 24.30 WIB

Perlu kami sampaikan bahwa pada momen awal gerhana Penumbra merupakan awal gerhana (18.34 WIB), namun tidak mudah dibedakan dengan Bulan Purnama. Mata manusia mulai mudah mengenal gerhana pada momen gerhana Umbra, bagian Bulan di kawasan Umbra Bumi akan terlihat hitam, karena sorot cahaya matahari Matahari ke Bulan 100% tertutup oleh planet Bumi.

Sehubungan dengan hal di atas, kami menyarankan agar warga Muhammadiyah yang hendak menunaikan salat gerhana dapat memilih waktu pada momen gerhana Umbra mulai sampai dengan momen gerhana Umbra berakhir (19.45 s.d. 23.18 WIB). Adapun mengenai keputusan Tarjih tentang ibadah yang terkait dengan terjadinya gerhana sebagaimana termuat dalam lampiran.

Demikian, atas perhatian dan kesediaannya memenuhi permohonan ini kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum w. w.


PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH



Wakil Ketua

Sekretaris
ttd

ttd
Drs. H. Oman Fathurohman SW., M.Ag.
Drs. H. Dahwan, M.Si.



=============================================================== 

TUNTUNAN SHALAT KUSUFAIN (SHALAT GERHANA)
MATAHARI ATAU BULAN 

الكسوفين

 * من مقرّرات مؤتمر الترجيح 20 في غاروت 1396 هـ / 1976 مـ

1. Apabila terjadi gerhana matahari atau bulan, hendaknya imam menyuruh orang menyerukan: “Ash-Shalatu Jami’ah”.

لحديث عائشة أَنَّ الشَّمْسَ خَسَفَتْ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ ص فَبَعَثَ مُنَادِيًا "الصَّلاَةُ جَامِعَةً" فَتَقَدَّمَ فَصَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِي رَكْعَتَيْنِ وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ. [رواه البخاري ومسلم وأحمد واللفظ للبخاري]
Berdasarkan dalil: “Pernah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah saw, maka beliau menyuruh orang menyerukan Ash-Shalatu Jami’ah, lalu beliau maju mengerjakan shalat empat kali ruku’ dalam dua raka'at dan empat kali sujud.” [HR. al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad, lafadz al-Bukhari dari Aisyah ra.]

2.    Kemudian ia pimpin orang banyak mengerjakan shalat dua rakaat, pada tiap rakaat berdiri dua kali, ruku’ dua kali, dan sujud dua kali, serta pada tiap rakaat membaca Fatihah dan surat yang panjang dengan suara nyaring, dan pada tiap ruku’ dan sujud membaca tasbih lama-lama.
Berdasarkan dalil:
لحديث عائشة أَنَّ النَّبِيَّ ص جَهَرَ فِي صَلاَةِ الخُسُوْفِ بِقِرَاءَتِهِ فَصَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِي رَكْعَتَيْنِ وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ. [رواه البخاري ومسلم وأحمد واللفظ لمسلم]
Pada shalat gerhana Nabi saw menyaringkan bacaannya. Dan dikerjakannya empat kali ruku’ dalam dua raka'at serta empat kali sujud.” [HR. al-Bukhari dan Muslim, lafadz Muslim dari Aisyah ra.]
وفي لفظ عنها خَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ ص فَأَتَى اْلمُصَلَّى فَكَبَّرَ وَكَبَّرَ النَّاسُ ثُمَّ قَرَاءَ فَجَهَّرَ بِاْلقِرَاءَةِ وَأَطَالَ الْقِيَامُ ... ... ... الحديث. [رواه أحمد]
“Pada masa Rasulullah saw pernah terjadi gerhana matahari, kemudian Rasulullah saw mendatangi tempat shalat lalu bertakbir dan orang banyakpun ikut bertakbir, lalu membaca bacaan dengan suara nyaring, dan beliau berdiri lama ... ... ... dan seterusnya hadits.” [HR. Ahmad dari Aisyah ra.]
3.      Setelah selesai shalat ketika orang-orang masih tetap duduk, imam berdiri menyampaikan peringatan dan mengingatkan mereka akan tanda-tanda kebesaran Allah.
لحديث عائشة قَالَتْ خَسَفَتْ الشَّمْسُ فِي حَيَاةِ رَسُولِ اللهِ ص فَخَرَجَ رَسُولُ اللهِ إِلَى الْمَسْجِدِ فَقَامَ وَكَبَّرَ وَصَفَّ النَّاسُ وَرَاءَهُ فَاقْتَرَأَ رَسُولُ اللهِ ص قِرَاءَةً طَوِيلَةً ثُمَّ كَبَّرَ فَرَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلاً ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ ثُمَّ قَامَ فَاقْتَرَأَ قِرَاءَةً طَوِيلَةً هِيَ أَدْنَى مِنَ الْقِرَاءَةِ اْلأُولَى ثُمَّ كَبَّرَ فَرَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلاً هُوَ أَدْنَى مِنْ الرُّكُوعِ اْلأَوَّلِ ثُمَّ قَالَ سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ ثُمَّ سَجَدَ ثُمَّ فَعَلَ فِي الرَّكْعَةِ اْلأُخْرَى مِثْلَ ذَلِكَ حَتَّى اسْتَكْمَلَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ وَانْجَلَتِ الشَّمْسُ قَبْلَ أَنْ يَنْصَرِفَ ثُمَّ قَامَ فَخَطَبَ النَّاسَ فَأَثْنَى عَلَى اللهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ثُمَّ قَالَ إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهَا فَافْزَعُوا لِلصَّلاَةِ.[رواه البخاري ومسلم وأحمد]
Berdasarkan dalil: “Pada masa hidup Rasulullah saw pernah terjadi gerhana matahari, lalu beliau keluar ke masjid, kemudian beliau bertakbir sedangkan orang banyak ikut bershaf-shaf di belakangnya. Lalu beliau membaca bacaan panjang-panjang kemudian bertakbir untuk ruku’ lama sekali, kemudian mengangkat kepalanya lalu mengucapkan ‘Sami’allahu liman hamidah, Rabbana wa lakalhamdu’, kemudian beliau berdiri lalu membaca bacaan panjang-panjang tetapi lebih pendek dari yang pertama kemudian bertakbir untuk ruku’ lama sekali tetapi lebih sebentar dari yang pertama, lalu mengucapkan ‘Sami’allahu liman hamidah, Rabbana wa lakalhamdu’, kemudian sujud. Kemudian pada rakaat kedua beliau kerjakan seperti itu, sehingga seluruhnya merupakan empat kali ruku’ dan empat kali sujud. Dan matahari lalu nampak terang sebelum shalat selesai. Kemudian beliau bangkit berkhutbah dengan menyampaikan puji kepada Allah sebagaimana mestinya dan beliau mengatakan: Matahari dan bulan keduanya adalah tanda kebesaran Allah Yang Maha Mulia, gerhananya bukan disebabkan mati dan lahirnya seseorang. Dan jika kamu menyaksikan hal itu maka segeralah shalat.” [HR. al-Bukhari, Muslim dan Ahmad dari Aisyah ra.]

4.      Serta menganjurkan mereka agar banyak membaca istighfar, shadaqah dan segala amalan yang baik.
لحديث أبي موسى قال خَسَفَتِ الشَّمْسُ فَقَامَ النَّبِيُّ ص فَصَلَّى إِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِ اللهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ. [رواه البخاري ومسلم وأحمد] وفي رواية للبخاريعن عائشة بلفظ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
Berdasarkan dalil: “Pernah terjadi gerhana matahari, maka bangkitlah Nabi saw shalat, dan bersabda: Apabila kamu saksikan hal yang serupa itu, maka segeralah kamu kerjakan shalat dan panjatkan doa dan mohon pengampunan-Nya.”[HR. al-Bukhari, Muslim, Ahmad dari Abu Musa], dan dalam suatu riwayat al-Bukhari dari Aisyah dengan lafadz: “Maka Apabila kamu saksikan hal itu, maka panjatkanlah doa kepada Allah dan bacalah Takbir dan kerjakan shalat dan bershadaqahlah.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar