Sabtu, 09 Oktober 2010

Sebuah Pelajaran Hidup

Apa yang terjadi pada kita sudah merupakan ketentuan dari Allah, tapi karena ini kehidupan kita, Allah memberikan kebebasan kepada kita untuk memilih, dan semua pilihan kita akan menentukan ke arah mana kehidupan kita.

Setiap hal yang kita temui dalam kehidupan akan memberikan pelajaran hidup bagi kita, untuk bagaimana melangkah dan menyikapi masalah yang akan kita hadapi. Tapi yakinlah hal itu diberikan Allah untuk memberikan diri kita jawaban atas apa yang benar-benar kita butuhkan.

Disinilah Allah hendak mengukur sejauhmana kita dapat mengambil hikmah dari setiap kejadian demi kejadian dalam kehidupan ini dan seberapa besar iman kita untuk kembali di jalan-Nya. Sekalipun peristiwa itu tidak terjadi pada diri kita, namun inilah salah satu bentuk komunikasi Tuhan dengan hamba-Nya, yakni bagi orang-orang yang mau berfikir.

Namun dalam kehidupan ini terkadang iman kita naik… dan tak jarang juga iman kita meluncur drastis. Dalam hal ini Sahabat nabi pun pernah bertanya kepada Nabi Muhammad Saw, Ya Rasulullah jika kami bersama engkau seolah-olah tampak jelas antara surga dan neraka, tapi jika kami jauh dengan mu, maka mudah terlena oleh urusan dunia, anak dan istri.

Begitupun dengan kita, ketika kita bersama sekumpulan orang baik, mengikuti majelis taklim, menderngarkan ceramah, tilawah, kita seolah sangat dekat dengan-Nya, tetapi terkadang kehidupan sosial dengan kemilaunya begitu menyilaukan dan menggerus iman kita sedikit demi sedikit, kita melenceng satu derajat demi derajat, andaikan tanpa teman-teman yang mengingatkan kita, mungkin kita sudah terlanjur jauh salah melangkah.

Oleh karenanya jangan menganggap remeh kehidupan ini. semua yang pernah kita alami dalam hidup ini jadikanlah sebagai pelajaran bagi kita. jangan biarkan diri ini jauh dari kegiatan keagamaan sehingga membuat hati ini kering dari nilai-nilai agama.

Berfikirlah sebelum melangkah, karena yang kita takutkan adalah disaat kita salah melangkah, kemudian peringatan atau musibah datang, sementara kita belum sempat bertaubat dihadapan Allah, dan mati dalam penuh dosa? Naudzubillah min dzalik,…

Semoga kita mempunyai hati, mata dan telinga yang selalu peka terhadap kebenaran dan tak lupa selalu melafalkan “yaa muqollibal qulub, tsabbit qolbi ‘alaa diinika“.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar