Jumat, 15 Oktober 2010

"Ismail Ataukah Ishak ?"

Oleh. Rio Efendi Turipno

Kontroversi seputar siapakah anak yang akan dikurbankan oleh Nabi Ibrahim, turut juga menjadi jurang pemisah antara Islam maupun Kristen. Seluruh kitab suci yang berada dalam rumpun tradisi abrahamik mengisahkan peristiwa penyembelihan Ibrahim terhadap puteranya. Hanya kedua agama tersebut berbeda pandangan tentang siapa yang hendak disembelih di antara putera-putera Ibrahim. Islam menyebut Ismail, anak Ibrahim dari hasil perkawinannya dengan Hajar (Alkitab menyebutnya Hagar), isteri kedua.  Sementara kristen menyakini Ishak, anak Ibrahim dari hasil perkawinannya dengan Sarah (Alkitab menyebutnya Sarai atau Sara), isteri pertama.

Adapun yang menjadi dasar (dalil) dari keyakinan kedua agama tersebut dapat kita simak sebagai berikut:

1.      Penyembelihan Ismail Menurut Al-Qur’an

وَقَالَ إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَى رَبِّي سَيَهْدِينِ (99) رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ (100) فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ (101) فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (102) فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (103) وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (104)  قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (105) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ (106) وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (107) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآَخِرِينَ (108) سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ (109) كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (110) إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ (111) وَبَشَّرْنَاهُ بِإِسْحَاقَ نَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ (112) وَبَارَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلَى إِسْحَاقَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَظَالِمٌ لِنَفْسِهِ مُبِينٌ (113)

 “[99]. Dan Ibrahim berkata:"Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. [100]. Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang Termasuk orang-orang yang saleh. [101]. Maka Kami beri Dia khabar gembira dengan seorang anak yang Amat sabar. [102]. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku (maksudnya Ismail) Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar". [103]. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). [104]. Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, [105]. Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu Sesungguhnya Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. [106]. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. [107]. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. [108]. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang Kemudian, [109]. (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". [110]. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. [111]. Sesungguhnya ia Termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. [112]. Dan Kami beri Dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang Nabi yang Termasuk orang-orang yang saleh. [113]. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. dan diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata. (Qs. Ash-Shaafat : 99-113)
Penjelasannya
Ayat ini menceritakan bahwa sampai dengan umur yang cukup tua, ternyata Nabi Ibrahim alaihis salam  belum di karuniai seorang anak, sehingga Nabi Ibrahim pun tak henti-hentinya berdoa memohon kepada Allah SWT agar diberikan seorang putra. Dalam do’anya Nabi Ibrahim pun memohon:
 رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang Termasuk orang-orang yang saleh.

Lalu Allah SWT berfirman:
 فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ

Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang Amat sabar.
Lalu lahirlah Ismail (anak pertama Ibahim). Ismail lahir dari Ibunda hajar, yang pada saat Ibrahim berumur 86 tahun. Setelah anak itu mencapai dewasa, maka berkatalah Ibrahim kepada anaknya:
يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى
"Hai anakku: Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!"
Lalu anak itu (Ismail) menjawab:
يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar".
Dalam ayat ini memang tidak menyebutkan nama Ismail, namun para ulama Muslim serta Ahlul-kitab (Yahudi dan Kristen) sepakat, bahwa Ismail adalah anak pertama Ibrahim sementara Ishak anak kedua. Bahkan dalam Taurat dinyatakan bahwa Ismail dilahirkan ketika Ibrahim berusia 86 tahun, sedangkan Ishak lahir dikala Ibrahim berumur 100 tahun. Sehingga tidaklah mungkin perintah Allah kepada Ibrahim dalam mimpinya ditujukan kepada Ishak, sementara Ishak lahirnya belakangan, yakni nanti pada ayat 112, sedangkan peristiwa penyembelihan tersebut pada ayat 102-106.
Oleh karena itu, ayat ini menunjukkan dengan sangat jelas bahwa yang anak yang diberitakan pertama kali lalu disembelih adalah Ismail. Sedangkan berita mengenai Ishaq adalah nash yang berdiri sendiri setelah itu. Sehingga jarak usia antara Ismail dan Ishak adalah selisih 14 tahun.
2.      Penyembelihan Ishak Menurut Alkitab (Bible),
"Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.(Kejadian 22:2)
Penjelasannya:
Menurut keyakinan ahlul kitab (Yahudi dan Kristen), Ishak lahir dari istri perempuan merdeka, yaitu Sara. sedangkan Ismail dilahirkan oleh Hagar (dalam Islam disebut Hajar), yang merupakan budak dari Sara (istri pertama Ibrahim). Sehingga sekalipun Ismail anak pertama Nabi Ibrahim namun yang diakui oleh Allah sebagai keturunan Ibrahim hanyalah Ishak. 

וַיֹּ֨אמֶר אֱלֹהִ֜ים אֶל־אַבְרָהָ֗ם אַל־יֵרַ֤ע בְּעֵינֶ֙יךָ֙ עַל־הַנַּ֣עַר וְעַל־אֲמָתֶ֔ךָ כֹּל֩ אֲשֶׁ֨ר תֹּאמַ֥ר אֵלֶ֛יךָ שָׂרָ֖ה שְׁמַ֣ע בְּקֹלָ֑הּ כִּ֣י בְיִצְחָ֔ק יִקָּרֵ֥א לְךָ֖ זָֽרַע׃
  
Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: "Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak. (Kejadian 21:12)   

Mungkin disini akan timbul sebuah pertanyaan, mengapa ahlul kitab begitu membenci Ismail sampai-sampai ia tidak diakui sebagai keturunan dari Ibrahim? Sebenarnya hal ini erat kaitannya dengan siapa yang berhak mewarisi janji Tuhan kepada Ibrahim.

Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya. (Kejadian 13:14-15)

Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya."
Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. (Kejadian 15:5-6)

Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat. (Kejadian 15:18)

”Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka.” (Kejadian 17:7-8)

”Maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.” (Kejadian 22:17)
Nah, disinilah akar permasalahannya, jika Ismail diakui sebagai keturunan Ibrahim, maka seharusnya yang berhak mewarisi janji Tuhan ini adalah Ismail bukan Ishak, karena Ismail anak pertama (anak sulung) dari Nabi Ibrahim. Dan sebagaimana kesaksian alkitab bahwa anak sulunglah yang mempunyai hak ‘menjadi kepala dari keluarga’ (pengganti posisi ayahnya); mendapat warisan dua kali lipat (Ulangan 21:15-17), dan memperoleh berkat dan kekuasaan serta mengembang-biakkan keluarganya menjadi suatu bangsa yang besar (Kejadian. 28:4).
Hal itu jelas tidak diinginkan oleh para ahlul kitab. sebab jika  Ismail yang mewarisi, maka pewaris  janji Tuhan selanjutnya akan jatuh ke tangan keturunan dari Nabi Ismail yakni Bangsa Arab dan Nabi Muhammad saw beserta umatnya. Ini petaka besar bagi bangsa Yahudi, terutama Kristen, karena bangsa Israel yang kemudian melahirkan Yesus berasal dari keturunan Ishak (anak kedua Ibrahim). Oleh sebab itulah mereka berupaya untuk mengubah isi dari kitab suci mereka, agar segala sesuatu yang berhubungan dengan Ismail terputus termasuk hak kesulungannya. Tanpa segan-segan mereka pun melakukan perombakan Kitab suci. Salah satunya pada kitab Kejadian 22:2, yang telah mengalami tahrif (perombakan). Kita simak kembali ayat tersebut

"Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." (Kejadian 22:2)

Dalam ayat ini diterangkan bahwa Tuhan berfirman kepada Ibrahim untuk mengorbankan "anak tunggal", berarti pada waktu itu anak Ibrahim baru satu orang, dan perintah pengorbanan itu lebih tepat ditujukan ke Ismail, karena Ismail anak sulung(anak tunggal) Ibrahim. Bagaimana bisa Ishak menjadi anak tunggal Ibrahim sementara dia adalah anak kedua.
Inilah yang disebut dengan "tahrif" oleh al-Qur'an, yaitu mengubah letak ayat dari tempatnya yang asli ketempat lain sebagaimana yang disitir oleh QS An Nisa' ayat 46 : 

مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ [سورة النساء: 46]
"Diantara orang-orang Yahudi itu, mereka mengubah perkataan dari tempatnya..." (Qs An-Nisaa’ : 46) 

Dengan begitu, semakin jelas saja bahwa Taurat memang mengandung tahrif (pengubahan, penambahan, serta pengurangan, dsb), dan kitab yang sudah diubah-ubah itu tidak dapat dikatakan otentik dari Tuhan melainkan merupakan kitab yang terdistorsi oleh ulah tangan-tangan manusia. 
Kemudian, mengenai penyebutan: "hanya Ishak yang diakui sebagai anak tunggal Ibrahim karena Ismail terlahir dari seorang budak dan merupakan anak tidak sah," pendapat tersebut hanya didasarkan pada rasa benci saja terhadap Ismail dan Hajar. saja Sebab Kitab Kejadian 16:3 secara jelas menyebutkan bahwa sebelum Hajar melahirkan Ismail, ia telah di nikahi secara sah oleh Ibrahim. Sehingga tidak ada alasan lagi bagi mereka untuk menolak Ismail sebagai anak Ibrahim.

"Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, (yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan), lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya." (Kejadian 16:3) 

"Tetapi keturunan dari hambamu itu (maksudnya Ismail) juga akan Ku-buat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu" (Kejadian 21:13)


Kesimpulannya : 

Seandainya Ishak yang disembelih, seharusnya Alkitab menceritakan bahwa anak yang lahir terlebih dahulu adalah Ishak bukan Ismail, agar Kejadian 22:2 dapat diterima bahwa yang dimaksud ”anak tunggal” itu adalah Ishak. Namun alkitab sendiri mengakui bahwa Ismail lebih tua 14 tahun daripada Ishak, sehingga hak kesulungan itu ada pada Ismail bukan Ishak. Sekalipun Ismail hanya lahir dari rahim seorang perempuan budak, tetapi hak kesulungannya tetap ada padanya. Karena jika itu tidak diakui dan diambil oleh Ishak maka akan bertentangan dengan ayat alkitab dibawah ini:
"Apabila seorang mempunyai dua orang isteri, yang seorang dicintai dan yang lain tidak dicintainya, dan mereka melahirkan anak-anak lelaki baginya, baik isteri yang dicintai maupun isteri yang tidak dicintai, dan anak sulung adalah dari isteri yang tidak dicintai,

maka pada waktu ia membagi warisan harta kepunyaannya kepada anak-anaknya itu, tidaklah boleh ia memberikan bagian anak sulung kepada anak dari isteri yang dicintai merugikan anak dari isteri yang tidak dicintai, yang adalah anak sulung.
Tetapi ia harus mengakui anak yang sulung, anak dari isteri yang tidak dicintai itu, dengan memberikan kepadanya dua bagian dari segala kepunyaannya, sebab dialah kegagahannya yang pertama-tama: dialah yang empunya hak kesulungan." (Ulangan 21:15-17)

Ayat ini sungguh jelas sekali, bahwa jangan memberikan hak kesulungan (anak yang tunggal) itu kepada Ishak, sekalipun ia lahir dari perempuan merdeka, namun berikanlah kepada yang berhak menerimanya yakni Ismail, walaupun lahir dari perempuan budak. Karena dia juga adalah anak Ibrahim yang sah (Kejadian 21:13) dan berhak menerima hak kesulungannya yakni mewarisi janji Tuhan kepada Ibrahim. Wallahu a’lam

2 komentar:

  1. 21:10 Berkatalah Sara kepada Abraham: "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak."

    21:14. Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba.

    22:1. Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
    22:2 Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."

    (Jelas, bahwa yang hendak dikurbankan adalah Ishak, sebab sebelum peristiwa di Gunung Moria, Abraham terlebih dahulu mengusir Hagar dan Ismail)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi kelihatan yah klo Ishak yang dikurbankan, dan kelihatan pula bertolak belakang dengan ayat lainnya.. klo firman Tuhan masih otentik tanpa utak atik tangan manusia mestinya penjelasan konsisten dengan ayat ayat injil lainnya

      Hapus