Selasa, 12 Oktober 2010

Meluruskan Tuduhan Terhadap Islam (Bag. 1)

Oleh. Tim Fakta

Dalam Aqidah Islam kita dilarang bersifat diskriminatif (membeda-bedakan) terhadap Nabi-nabi Allah. Semua Nabi di dalam Islam itu sama tidak ada yang lebih tinggi dan rendah, serta tidak ada yang lebih besar dan kecil. Oleh karenanya penyebutan istilah ”Nabi Besar” dalam Islam itu tidak dibenarkan sekalipun itu dialamatkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Salam, sebab bertentangan dengan firman Allah dibawah ini.


 لا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ [سورة البقرة: 285]
”Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, (Qs. Al-Baqarah : 285)
Namun berbeda dengan umat Kristen yang umumnya hobi membanding-bandingkan antara Nabi Isa Alaihi Salaam (Yesus) dengan nabi-nabi yang lainnya, terutama dengan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Salam. Pendeta yang paling aktif memuja Nabi Isa Alaihi Salaam sambil melecehkan dan menghujat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Salam adalah dr. Suradi Ben Abraham, pimpinan Christian Centre Nehemia (CCN) Jakarta. Melalui buku dan brosur-brosur yang menggunakan nama-nama Islam banyak diedarkan ke kalangan umat Islam, diantaranya brosur Shiraathal Mustaqiim yang berjudul  ”Siapakah Yang Bernama Allah itu?. Dikatakan bahwa bangsa Arab (bangsanya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Salam) tidak layak hidup dihadapan Tuhan.
Alasannya, karena bangsa Arab adalah keturunannya Ismael (dalam Islam, disebut Ismail) yang berasal dari Hagar (dalam Islam disebut Hajar) adalah seorang budak Mesir yang hina. Adapun bangsa Mesir disebut keturunan Ham yang terkutuk. Selain itu juga alkitab (bible) menyebutkan bahwa Ismail itu prilakunya seperti keledai liar. Dalil yang dipakai dalam brosur Shiraathal Mustaqiim ”Siapakah Bernama Allah itu?” diantaranya sebagai berikut:

”Keturunan Ham ialah Kush, Misraim, Put dan Kanaan.” (Kejadian 10:6)

”Berkatalah ia: ”Terkutuklah Kanaan, hendaklah ia menjadi hamba yang paling hina bagi saudara-saudaranya.” (Kejadian 9:25)

”Seorang laki-laki (maksudnya Ismail) yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya.” (Kejadian 16:12)

Dan Abraham berkata kepada Allah: ”Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!” Tetapi Allah berfirman: Tidak,…” (Kejadian 17:18-19)

Tuduhan Pendeta
Dari ayat tersebut, Pendeta Suradi menyimpulkan bahwa Muhammad, Nabinya umat Islam berasal dari keturunan Ismail yang ibunya (Hajar) adalah seorang budak Mesir dari keturunan Ham yang terkutuk. Dan tidak berkenan hidup dihadapan Tuhan. Maka kehadiran Muhammad beserta semua bangsa Arab tidak direstui oleh Allah, karena berasal dari Ismail (Kejadian 17:18-19).  Berbeda dengan Nabi Isa alaihi salaam (Yesus), dari segi keturunan Yesuslah yang lebih suci dan lebih mulia dibandingkan Muhammad, karena Yesus melalui keturunan Ishak yang lahir dari rahim perempuan yang merdeka (Sarah) bukan seorang budak (Hajar). Yesuslah pemegang perjanjian yang kekal untuk keturunannya seperti yang dinyatakan Allah (Kejadian 17:19).
Jadi, melalui keturunan Ishak inilah Allah menjanjikan datangnya seorang Juru Selamat bagi manusia, dan bukan melalui keturunan Ismail, sebab Ismail tidak diperkenankan hidup di hadapan Allah. Maka jelas seluruh keturunan Ismail yang beragama Islam tidak direstui oleh Allah.

Beberapa Pertanyaan Yang Harus Dijawab!
Dari tuduhan Pendeta tersebut, muncul beberapa pertanyaan kritis yang harus dijawab secara ilmiah, obyektif dan proposional.
1.      Benarkah ibu Ismail (Hajar) lebih rendah dibandingkan dengan Sarah, istri pertama Nabi Ibrahim alaihi salaam?
2.      Benarkah Hajar dan keturunannya tidak diberkati oleh Allah?
3.      Benarkah keturunan Ham (anak Hajar turun-temurun) adalah bangsa yang terkutuk  sesuai dengan Kejadian 10:6 dan 9:25?
4.      Benarkah Ismail tidak berkenan dihadapan Tuhan, berdasarkan Kitab Kejadian 17:18-19?
5.      Benarkah silsilah Ishak (moyang yang menurunkan Yesus) lebih mulia daripada silsilah Ismail (moyang yang menurunkan Muhammad)?
6.      Benarkah Ismail lakunya seperti keledai liar yang buas serta menakutkan sesuai dengan kejadian 16:12?
7.      Benarkah Yesus adalah Juru Selamat untuk semua umat manusia?
8.      Dalam Alkitab (Bible) benarkah Yesus manusia suci yang tidak pernah berbuat dosa?
9.      Benarkah perjanjian yang kekal itu dinyatakan Allah melalui Ishak?

Jawaban Islam
Inilah sembilan pertanyaan yang akan dijawab pada pembahasan kali ini, namun sebagai informasi bahwa tulisan ini tidak bermaksud untuk menyerang keimanan agama lain, melainkan inilah hak jawab kami sebagai seorang muslim atas tuduhan-tuduhan diatas.
Sebenarnya, tuduhan-tuduhan tersebut tidak ilmiah dan hanya didasarkan pada kebencian yang mendalam terhadap Islam. Mereka mengatakan bahwa  bangsa Arab tidak layak hidup dihadapan Tuhan,  ini juga hanya disandarkan pada rasa iri hati terhadap keberhasilan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Salam dalam membawa misi (risalah). Apalagi dikalangan intelektual Kristen belakangan ini mulai banyak yang keluar dari agamanya dan masuk kedalam Islam, setelah mengadakan penelitian  dan perbandingan  yang akhirnya terbukti bahwa Islamlah agama yang paling rasional dibanding agama Kristen.
Fenomena perkembangan Islam yang sangat pesat di negara-negara mayoritas Kristen (Eropa dan Amerika) membuat mereka sangat tersaingi dalam dakwah. Sebagai ekspresi iri hati, maka mereka melancarkan berbagai tuduhan keji terhadap kemuliaan Islam, Nabi Muhammad dan Al-Qur’an. Padahal justru semakin besar tuduhan yang dialamatkan ke Islam, semakin banyak pula orang-orang kristen masuk kedalam Islam.  Buktinya setelah peristiwa 11 September 2001, dengan tragedi runtuhnya Gedung WTC di New York, Islam disini menjadi tertuduh, dalang dibalik peristiwa pemboman terhadap gedung kebanggaan Amerika serikat tersebut, dengan harapan Islam akan ditinggalkan oleh pemeluknya dan akan dikucilkan, tapi sebaliknya justru setelah peristiwa tersebut orang-orang Eropa berbondong-bondong memeluk Islam. Benarlah apa yang difirmankan Allah dalam al-Qur’an:

يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ [سورة التوبة : 32 ]  
”Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai”. (Qs. At-Taubah : 32)
Untuk itu marilah kita menjawab ke-9 pertanyaan diatas dengan kacamata kitab suci Kristen sendiri.

Jawaban No. 1
Benarkah ibu Ismail (Hajar) lebih rendah dibandingkan dengan Sarah, istri pertama Nabi Ibrahim alaihi salaam?
Tidak Benar! Sebab menurut Alkitab (Bible), Tuhan tidak memandang dan membeda-bedakan orang, kecuali menurut amal perbuatannya masing-masing, sebagaimana dalam ayat-ayat berikut ini:
”Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.” (Kisah Rasul 10:34-35)
”Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang.” (Kolose 3:25)
”Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap.” (Ulangan 10:17)
”Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, dan Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya kepada orang itu, dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong kepada-Nya.” (Mazmur 22:25)
Perhatikan! Dari beberapa ayat tersebut justru Alkitab sendiri yang membantah tuduhan pendeta terhadap islam. Sebab tidak mungkin Tuhan membeda-bedakan manusia ciptaan-Nya sendiri berdasarkan status sosial. Hanya orang-orang yang suka melecehkan Tuhan saja yang beranggapan bahwa Tuhan memandang rendah kepada manusia yang status sosialnya rendah
Dalam Islam, hal ini juga tidak dibenarkan, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an.

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ [سورة الحجرات: 13]
”Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu”. (Qs. Al-Hujuraat : 13)

Jawaban No. 2
Benarkah Hajar dan keturunannya tidak diberkati oleh Allah?
Tidak Benar! Sebab Alkitab sendiri membantah dengan mengatakan bahwa Allah juga menurunkan berkatnya kepada keturunan Ibrahim melalui istrinya Hajar. Dalil-dalinya sebagai berikut:
”Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya." (Kejadian 16:10)
”Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar.” (Kejadian 17:20)
Dalam sebuah dialog, pernah ada seorang pendeta dan missionaris ekstrem yang karena kebenciannya terhadap Islam sudah kelewat batas mengatakan: ”Ya, memang terhadap Ismail Tuhan masih memberkatinya, tapi anak keturunannya sudah tidak lagi!”
Ternyata inipun hanya pendapat emosional pribadi yang main akal-akalan saja. Terbukti, Alkitab juga membantahnya dengan dalil dibawah ini:
”Segala kambing domba Kedar akan berhimpun kepadamu, domba-domba jantan Nebayot akan tersedia untuk ibadahmu; semuanya akan dipersembahkan di atas mezbah-Ku sebagai korban yang berkenan kepada-Ku, dan Aku akan menyemarakkan rumah keagungan-Ku.” (Yesaya 60:7)
Siapakah Kedar dan Nebayot itu? Ternyata mereka berdua adalah anak kandung Nabi Ismail alaihi salaam sesuai dengan pernyataan Alkitab (Bible) itu sendiri:
”Inilah keturunan mereka: anak sulung Ismael ialah Nebayot, lalu Kedar, Adbeel, Mibsam,” (1 Tawarikh 1:29)
Begitu juga dengan Al-Qur’an sangat memuliakan Nabi Ismail alaih salaam, sebagaimana ayat dibawah ini:

وَاذْكُرْ إِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَذَا الْكِفْلِ وَكُلٌّ مِنَ الأخْيَارِ [سورة ص: 48]
”Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa' dan Zulkifli. semuanya Termasuk orang-orang yang paling baik.” (Qs. Shaad : 48)

وَإِسْمَاعِيلَ وَإِدْرِيسَ وَذَا الْكِفْلِ كُلٌّ مِنَ الصَّابِرِينَ [سورة الأنبياء: 85 ]
”Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. semua mereka Termasuk orang-orang yang sabar.” (Qs. Al-Anbiyaa’ : 85)

وَإِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَيُونُسَ وَلُوطًا وَكُلا فَضَّلْنَا عَلَى الْعَالَمِينَ [سورة الأنعام : 86]
Dan Ismail, Alyasa', Yunus dan Luth. masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya). (Qs. Al-An’am : 86)

Jawaban No. 3
Benarkah keturunan Ham (anak Hajar turun-temurun) adalah bangsa yang terkutuk  sesuai dengan Kejadian 10:6 dan 9:25 ?
Tidak benar! Sebab menurut cerita dalam Alkitab (bible), yang mengutuk Ham itu bukan Allah, melainkan bapaknya sendiri yakni Nuh ketika dalam keadaan mabuk berat (teler). Sangat tidak masuk akal dan sangat memalukan sekali jika perkataan orang mabuk itu diimani, apalagi dijadikan hujjah.
Perhatikan kisah Alkitab (bible) secara utuh dan lengkap berikut ini:
”Anak-anak Nuh yang keluar dari bahtera ialah Sem, Ham dan Yafet; Ham adalah bapa Kanaan. Yang tiga inilah anak-anak Nuh, dan dari mereka inilah tersebar penduduk seluruh bumi. Nuh menjadi petani; dialah yang mula-mula membuat kebun anggur. Setelah ia minum anggur, mabuklah ia dan ia telanjang dalam kemahnya. Maka Ham, bapa Kanaan itu, melihat aurat ayahnya, lalu diceritakannya kepada kedua saudaranya di luar. Sesudah itu Sem dan Yafet mengambil sehelai kain dan membentangkannya pada bahu mereka berdua, lalu mereka berjalan mundur; mereka menutupi aurat ayahnya sambil berpaling muka, sehingga mereka tidak melihat aurat ayahnya. Setelah Nuh sadar dari mabuknya dan mendengar apa yang dilakukan anak bungsunya kepadanya, berkatalah ia: "Terkutuklah Kanaan, hendaklah ia menjadi hamba yang paling hina bagi saudara-saudaranya." Lagi katanya: "Terpujilah TUHAN, Allah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya. Allah meluaskan kiranya tempat kediaman Yafet, dan hendaklah ia tinggal dalam kemah-kemah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya." (Kejadian 9:18-27)
Penjelasan dan komentar terhadap kisah diatas:
1.      Yang mengatakan Ham sebagai manusia terkutuk adalah bapaknya sendiri, yaitu Nuh  jadi bukan Allah Subhanahu wa ta’ala.
2.     Dilukiskan dalam cerita itu bahwa Nuh minum anggur sampai mabuk dan dalam keadaan telanjang bulat (bugil). Karena waktu itu manusia di bumi hanyalah mereka (setelah air bah), yaitu Nuh dan ketiga anaknya (Sem, Ham, dan Yafet) serta istri-istri mereka sekeluarga dan tinggal dalam satu rumah, maka sangat wajar sekali jika ada salah satu anak yang melihat keadaan bapak mereka, apalagi dalam keadaan mabuk dan bugil. Untung saja yang melihat aurat Nuh adalah anaknya yang laki-laki.
3.     Terlihatnya aurat Nuh oleh Ham bukan faktor kesengajaan, melainkan terlihat secara kebetulan. Maka Ham memberitahukan kepada kedua saudarannya, kemudian kedua saudaranya menutup aurat bapak mereka dengan kain agar tidak terlihat oleh istri-istri mereka. Ini berarti Hamlah yang berjasa.
4.     Tetapi ketika Nuh sadar dari mabuknya, justru Ham yang dikutuk. Sesudah dikutuk ham juga dijadikan budak oleh Nuh untuk kedua saudara kandungnya, yakni Sem dan Yafet. Tentu saja peristiwa ini sangat keterlaluan. Logikanya, yang bersalah dan harus dikutuk itu justru Nuh sendiri, sebab sebagai orang tua dan juga Nabi Allah, Nuh tidak memberikan tauladan yang baik, malah memamerkan perbuatan tercela dihadapan anak-anaknya.
5.     Menurut akal sehat, apabila Nuh seorang Nabi (orang pilihan Tuhan), mustahil dapat mabuk dalam keadaan bugil. Inilah satu bukti pelecehan alkitab terhadap Nabi Nuh alaihi salaam.

2 komentar:

  1. Nabi adalah utusan Tuhan, dan setiap yang diungkapkan itu ada hikmahnya ..kutukan Nabi Nuh kepada Ham ..berbanding teguran kepada kedua saudarnya..merungkai bahawa Tuhan menunjukkan bahawa, Sifat Ham itu merupakan satu contoh perilaku yang tidak selari dengan Hukum Tuhan..1, menyebarkan hal kepada orang lain, 2.Mengalihkan pemikiran yang tidak elok dan mengutus nafsu dan keinginan yang membayangkan, ketiak dia melihat melihat aurat ayahnya, 3. Tinakan tidak hormat kepada ayahnya ketika melihat aurat ayahnya itu dia berniat mempersendakan keadaan dengan memberitahu kepada kedua saudaranya. Sepatutnya di yang terlebih melihat keadaan itu harus bertindak menutup aurat ayahnya. Kutukan Tuhan melalui mulut Nabi Nuh terhadap Ham yang akhirnya melahirkan jenarasi yang banyak, dan kebanyakan jenarasi Sam tidak mempedulikan amanat Tuhan, mereka menjadi pengukir-pengukir berhala, menyembah berhala, tidak melakukan korban yang selari dengan kehendak Tuhan, jenarasi yang kemudian dipanjangkan kepada Keturunan Ismail, kerana di daerah utara keturunan Ismail yan gtelah menjadi semakin banyak itu, tumbuh berbagai-bagai ritual keagamaan sehinggalah kepada manusia zaman pertengahan dan kedatangan Islam.

    BalasHapus
  2. Kalau cerita seperti diatas Seharusnya yang dikutuk itu Nabi Nuh, bukan HAM.... karena sebagai Nabi dan ayah mereka, NUH tidak mampu menunjukkan perilaku yang terpuji malah mabuk-mabukan dan telanjang pula.

    BalasHapus