Kamis, 14 Oktober 2010

Ketika Mata Hati Kita Buta!

        Pernah ada satu kisah seorang gadis yang membenci dirinya sendiri bahkan semua orang yang disekelilingnya dia benci, kecuali kekasihnya yang selalu setia menemani dan memberikan dorongan semangat untuk hidup. Padahal sebenarnya gadis itu cantik kekurangan yang ada dirinya hanya satu karena kedua matanya tidak bisa melihat. Sehingga dalam keseharian dirinya selalu meratapi hidupnya.
Namun gadis itu sangatlah beruntung memiliki pujaan hati yang cukup sabar mendengar segala keluh kesahnya, bahkan mampu menghibur dan membuatnya tersenyum. Kecintaan pada gadis itu pun dibuktikannya dengan datang melamar gadis tersebut untuk dinikahinya, tetapi sang gadis hanya rela dinikahi bila sudah dapat melihat dengan sempurna.
Doa gadis itu akhirnya terkabul. Ada seseorang yang bersedia mendonorkan matanya. Betapa bahagia dirinya begitu menyaksikan dunia baru yang indah dan penuh warna. Kekasihnya juga ikut bahagia merasakan kegembiraan. Dia segera menagih janji gadis itu.
"Sekarang dirimu sudah bisa melihat dunia, Apakah kamu mau menikah denganku?’ tanya sang kekasihnya.
Gadis itu terguncang disaat melihat kekasihnya ternyata seorang pemuda yang buta juga. Gadis itu kecewa dan menolak untuk menikah dengan pujaan hatinya yang buta.
"Untuk apa saya menikahi seorang pemuda yang buta? Apakah dunia ini begitu sempit, sehingga tidak ada pemuda lain yang bisa melihat untuk saya nikahi?" kata gadis itu
Sang kekasihnya dengan air mata yang mengalir, hatinya bagai tertusuk sembilu akhirnya pergi meninggalkan gadis tersebut kemudian meninggalkan pesan disecarik kertas. yang bertuliskan:
 
‘Kekasihku, tolong jaga baik-baik mataku!’

==============

Pesan kisah diatas memperlihatkan bahwa disaat status sosial kita berubah menjadi lebih baik seringkali berubah pula gaya hidup kita, hanya sedikit orang yang ingat akan kehidupan sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat siapa sebenarnya sahabat sejatinya. Sahabat yang telah menemaninya dalam suka maupun duka, dalam tangis dan tawa, begitu sudah menjadi orang sukses, kita mudah sekali melupakan sahabat sejati yang telah menemani dalam perjalanan hidup kita.

Mudah-mudahan pesan kisah di atas menjadi pengingat kita, terutama penulis, untuk selalu mengingat siapa sebenarnya kita, untuk selalu mengingat teman-teman, sahabat sejati kita yang selalu ada baik dalam suka maupun duka, dan selalu mengingatkan kita kepada sang pemberi kenikmatan, Allah azza wa jalla.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar