Rabu, 13 Oktober 2010

Meluruskan Tuduhan Terhadap Islam (Bag. 2)

Jawaban No. 4 
Benarkah Ismail tidak berkenan dihadapan Tuhan, berdasarkan Kitab Kejadian 17:18-19 ?
Tidak Benar! Karena kutipan ayat yang ditampilkan dalam konteks peristiwa tersebut hanya potongan ayat yang tidak utuh, maka terkesan bahwa Ismail benar-benar tidak direstui Allah sebagaimana bunyi potongan ayat dibawah ini:
Dan Abraham berkata kepada Allah: ”Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!” Tetapi Allah berfirman: “Tidak,…” (Kejadian 17:18-19)
Bagi orang Kristen (versi Pendeta Suradi) ayat ini dibesar-besarkan. Terkesan seolah-olah Ismail tidak berkenan di mata Tuhan, tidak disukai dan dibenci oleh Tuhan karena dia anak Ibrahim dari budak. Maka ketika Ibrahim memohon kepada Tuhan agar Ismail, anaknya yang pertama diperkenankan hidup dihadapan Tuhan, justru permohonan ini ditolak oleh Tuhan.
Hal ini sengaja dilakukan hanya untuk mendiskreditkan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Salam, melalui leluhur beliau (Ismail). Mereka ingin membentuk suatu opini buruk terhadap leluhur Muhammad.  Sebab jika leluhurnya jelek, pasti semua keturunannya, yaitu semua orang Arab, termasuk Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Salam akan dianggap jelek pula.
Padahal pengertian ayat tersebut bukanlah demikian. Maksud yang sesungguhnya  adalah Ibrahim merasa ragu untuk mempunyai seorang bayi karena usianya dan istrinya sudah tua. Waktu itu, dia telah berumur 100 tahun dan istrinya Sarah telah berumur 90 tahun. Ibrahim merasa tidak mungkin lagi sarah melahirkan anak untuknya. Maka Ibrahim berdo’a kepada Tuhan yang maksudnya: ”Biarlah Ismail saja sudah cukup bagiku”. Daripada repot-repot melahirkan anak dalam usia yang sangat tua dan memang tidak memungkinkan lagi memperoleh anak. Jadi, bukannya Ibrahim bernaksud bermohon kepada Tuhan agar Ismail diperkenankan hidup dihadapat Tuhan, dan seolah-olah Tuhan tidak berkenan kepada Ismail dengan berkata: ”Tidak!”
Perhatikan ayat seutuhnya dari Kitab Kejadian 17:15-19, dengan menggunakan ”Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari”, agar mudah memahaminya:
Kemudian Allah berkata kepada Abraham, "Engkau jangan lagi memanggil istrimu Sarai; mulai sekarang namanya Sara. Aku akan memberkatinya dan ia akan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan Kuberikan kepadamu. Ya, Aku akan memberkati Sara, dan ia akan menjadi ibu leluhur bangsa-bangsa. Di antara keturunannya akan ada raja-raja." Lalu sujudlah Abraham, tetapi ia tertawa ketika berpikir, "Mana mungkin seorang laki-laki yang sudah berumur seratus tahun mendapat anak? Mana mungkin Sara melahirkan pada usia sembilan puluh tahun?" Lalu berkatalah ia kepada Allah, "Sebaiknya Ismael saja yang menjadi ahli waris saya." Tetapi Allah berkata, "Tidak. Sara istrimu akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakannya Ishak. Aku akan setia kepada perjanjian-Ku dengan anak itu dan dengan keturunannya untuk selama-lamanya. Perjanjian itu kekal. (Kejadian 17:15-19)
Teks ayat diatas jika dilihat pada Alkitab terbitan LAI tahun 1990-an dan seterusnya sudah terjadi perubahan. Semua ayat yang ada hubungan dengan Nabi Ismail telah diubah  telah diubah dengan maksud mendiskreditkan leluhur Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Salam dan umat Islam.
Mereka sengaja menambahkan kata ”Ah” dan ”Tidak” pada ayat tersebut, supaya terkesan seolah-olah Ismail itu tidak layak hidup dihadapat Tuhan dan tidak dikehendaki oleh Allah. Padahal kalau diteliti pada Alkitab terbitan lama kata ”Ah” dan ”Tidak” pada ayat tersebut  tida ada.
Perhatikan redaksi kalimat pada kitab Kejadian 17:18-19, tebitan LAI  tahun 1990 – sekarang.
”Dan Abraham berkata kepada Allah: "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!" Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya. (Kejadian 17:18-19)
Bandingkan dengan Alkitab (Bible) terbitan LAI tahun 1941 dalam kitab yang sama.
”Maka sembah Ibrahim kepada Allah: Ya Tuhan, biar apalah Ismail saja hidup di hadapan hadirat-Mu. Maka firman Allah: Bahwa sesungguhnya Sarah, isterimu itu beranak kelak bagimu laki-laki seorang; hendaklah engkau namai akan dia Ishak; maka Aku akan meneguhkan perjanjian-Ku dengan dia, yaitu suatu perjanjian yang kekal, serta dengan anak buahnya yang kemudian dari padanya. (Kejadian 17:18-19)

Jawaban No-5
Benarkah silsilah Ishak (moyang yang menurunkan Yesus) lebih mulia daripada silsilah Ismail (moyang yang menurunkan Muhammad)?
Inilah tuduhan keji yang hanya disandarkan pada rasa kebencian teramat dalam terhadap Islam dan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Salam. Padahal jika perhatikan dengan cermat dalam Alkitab tentang silsilah antara Ismail (yang menurunkan Muhammad) dengan silsilah Ishak (yang menurunkan Yesus). Justru Alkitab merekam silsilah Ismail jauh lebih baik dan lebih mulia dengan silsilah Ishak. Walaupun Hajar itu istri Ibrahim yang kedua berasal dari seorang budak, namun dia adalah istri yang sah. Bahkan, Sarahlah yang menyuruh Ibrahim menikahi (poligami) Hajar, karena ia menyadari akan kekurangannya yang tak mampu memberikan keturunan kepada Ibrahim. Perhatikan Kejadian 16:1-4, berikut:
Status Hajar yang hanya seorang hamba sahaya (budak) dari Sarah, tidak berarti rendah dimata Tuhan, sebab perbedaannya hanya masalah status sosial. Jadi Ismail adalah anak pertama dari Ibrahim yang sah dan diberkati Tuhan, apalagi yang menyuruh Ibrahim mengawininya adalah Sarah sendiri. Jadi tidak ada alasan bagi umat kristen untuk tidak mengakuinya.
Berbeda dengan Ishak, anak Ibrahim dari Sarah, yang merupakan anak pasangan suami istri kakak-beradik yakni saudara seayah, tapi lain ibu (baca Kejadian 20:1-12) dan mestinya pernikahan mereka tidak boleh terjadi.  Menurut hukum Taurat yang terdapat dalam Alkitab milik umat Kristen itu sendiri, bahwa mengawini saudara kandung itu sangat dimurkai Allah, bahkan orang seperti itu harus dilenyapkan dari muka bumi ini
"Bila seorang laki-laki mengambil saudaranya perempuan, anak ayahnya atau anak ibunya, dan mereka bersetubuh, maka itu suatu perbuatan sumbang, dan mereka harus dilenyapkan di depan orang-orang sebangsanya; (Imamat 20:17)
Seharusnya para penginjil yang suka membanding-bandingkan antara Ismail dan Ishak, mengetahui akan hal ini.
Silsilah Leluhur Yesus dalam Alkitab
Jika kita perhatikan silsilah keturunan Ishak (moyangnya Yesus) seperti yang tertulis dalam Alkitab, maka akan terlihat kebobrokan akhlak dari leluhur Yesus. Simaklah dengan saksama beberapa kisah berikut ini:
1.      Skandal sex Yehuda, (anak keturunan Ishak yang melahirkan bangsa Yahudi) dengan menantunya bernama Tamar, sehingga lahirlah 2 orang anak haram (hasil perzinaan) bernama Peres dan Zerah (baca selengkapnya Kejadian 38:1-30). Dan mereka menduduki tempat terhormat sebagai nenek moyang dalam silsilah Yesus Kristus (Matius 1:1-6). Padahal dengan tegas alkitab sendiri mengatakan:
”Seorang anak haram janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluhpun tidak boleh masuk jemaah TUHAN. (Ulangan 23:2)
2.      Skandal sex Daud (moyang Yesus) dengan Batsyeba (istri pengawalnya yang bernama Uria). Dalam kisah ini (baca II Samuel 11:2-5 dilanjutkan dengan ayat 14-17), diceritakan dengan sadis tentang kebejatan Daud meniduri istri dari pengawalnya, lalu dengan akal bulusnya orang itu dijebak dalam pertempuran.
Cerita menjijikan seperti ini tidak akan ditemukan dalam Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an justru sangat memuliakan Nabi Daud alaihi salaam sebagai orang pilihan Allah sama seperti Nabi-nabi yang lain.

اصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَاذْكُرْ عَبْدَنَا دَاوُودَ ذَا الْأَيْدِ إِنَّهُ أَوَّابٌ [سورة ص :  17]
“Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; Sesungguhnya Dia Amat taat (kepada Tuhan).” (Qs. Shaad : 17)

يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ [سورة ص : 26 ]
Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, Maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (Qs. Shaad : 26)

Jawaban No.6
Benarkah Ismail lakunya seperti keledai liar yang buas serta menakutkan sesuai dengan Kejadian 16:12 ?
”Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya." (Kejadian 16:12)
Bagi pendeta Suradi dan jemaatnya, keledai liar”  pada ayat diatas sengaja diterjemahkan secara negatif seolah-olah Ismail buas dan seperti keledai liar. Padahal yang dimaksud dengan keledai liar pada ayat tersebut adalah:
1.      Kiasan (majas) bagi seseorang yang mempunyai daya tahan tubuh yang luar biasa. Nabi Ismail itu bagaikan keledai liar karena beliau tahan hidup didaerah guru yang panas dengan segala rintangan dan ujian hidup sehingga ia memiliki watak yang keras dan tegas dalam prinsip kebenaran termasuk terhadap bangsanya sendiri.
2.      Keledai adalah binatang yang sangat bermanfaat bagi kepentingan banyak orang. Pada zaman itu keledai merupakan binatang tunggangan yang digunakan oleh para raja. Sejak abad ke-17 SM, seorang raja lebih patun menaiki keledai dari pada kuda. Waktu itu unta belum di budidayakan sampai pada zaman leluhur Israel. Bahkan dalam Matius 21:1-11 diceritakan bahwa Yesus sendiri menjadikan keledai sebagai tunggangannya.
Sedangkan, kata ”dia akan menentang semua saudaranya” dalam Kejadian 16:12, memberi kesan seolah-olah bangsa Arab itu selalu bertengkar dengan sesama saudaranya. Padahal ayat tersebut sudah dirubah dari aslinya yang berbunyi: ” ...maka iapun akan duduk pada sebelah timur segala saudaranya” (Kejadian 16:12, Alkitab terbitan 1941)
Jika mau sedikit cermat dalam membaca kitab suci mereka, justru sebaliknya menurut Alkitab keturunan Ishak, yakni bangsa Israel dan Yahudi (Yehuda) itulah yang sangat buas. Perhatikan ayatnya!
Yehuda adalah seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya?” (Kejadian 49:9)
”Lihat, suatu bangsa (maksudnya Israel, pent), yang bangkit seperti singa betina, dan yang berdiri tegak seperti singa jantan, yang tidak membaringkan dirinya, sebelum ia memakan mangsanya dan meminum darah dari yang mati dibunuhnya." (Bilangan 23:24)

Jawaban No. 7
Benarkah Yesus adalah Juru Selamat untuk semua umat manusia?
Baik itu Alkitab maupun Al-Qur’an, keduanya sama-sama tidak menjelaskan bahwa Yesus (Isa alaihi salaam) adalah Juru Selamat untuk semua manusia. Kalau menjadi Juru Selamat untuk kaum tertentu itu benar, yaitu kaum Bani Israel.  Bahkan Alkitab mereka sendiri menyanggah bahwa Yesus adalah Juru selamat untuk semua manusia dengan memberikan kesaksian sebagai berikut:
1.     Yesus hanya untuk Bangsa Israel
Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." (Matius 15:24)
2.     Murid-muridnya pun diutus oleh Yesus hanya untuk Bangsa israel
”Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” (Matius 10:5-6)
3.     Yesus tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri
”Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata: "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya”. (Matius 27:41-42)
4.     Yesus tidak diterima oleh Kaumnya sendiri.
”Dan setelah dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea, sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri.” (Yohanes 4:43-44)
Dan bantahan yang lebih tegas lagi dari alkitab tentang apakah Yesus Juru Selamat untuk semua umat manusia atau bukan, dapat dilihat pada ayat ini:
”Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus.” (Kisah Para Rasul 13:23)

Jawaban No. 8
Dalam Alkitab (Bible) benarkah Yesus manusia suci yang tidak pernah berbuat dosa?
Umat Islam meyakini bahwa Nabi Isa alaihi Salaam (Yesus) adalah salah satu Rasul Allah yang mulia, dan para Nabi atau Rasul Allah pasti terjaga dari pebuatan tercela. Sehingga dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Nabi Isa alaihi salaam adalah suci (Qs. Maryam 19) serta salah seorang yang terkemuka didunia dan akhirat, dan termasuk orang-orang yang didekatkan dengan Allah (Qs. Ali Imran  45). Namun berbeda dengan Alkitab, justru Kitab Suci umat Kristen inilah yang membeberkan dosa-dosa Yesus. Dari sini saja bisa dinilai siapa yang benar-benar memuliakan Yesus? Islam ataukah Kristen?
Daftar Dosa-dosa Yesus menurut kesaksian Alkitab:
1.      "Yesus memberikan minuman keras kepada orang lain" (Yoh 2: 8) Padahal dikatakan dalam alkitab bahwa minuman keras: "Anggur dan air anggur menghilangkan daya pikir" (Hosea 4: 11)
2.      Menurut Alkitab, Yesus juga mengatakan dusta (berbohong), karena dia menjawab kepada saudara-saudaranya:"Pergilah kamu ke pesta itu, Aku belum pergi kesitu, karena waktuku belum genap". Demikianlah katanya kepada mereka, dan Iapun tinggal di Galilea. Tetapi sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Iapun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam" (Yohanes 7: 8 - 10)
3.      Dari Injil juga jelas tampak Yesus menghardik dan dengan nada menghina ibunya berkata:"Mau apakah engkau dari padaKu, Ibu? SaatKu belum tiba" (Yohannes 2: 4)
4.      Yesus tidak menghiraukan ibunya. “Ketika Yesus masih berbicara itu, ibunya dan saudara-saudaranya berdiri diluar dan berusaha menemui dia. Maka seorang berkata kepadaNya (Yesus) : lihatlah ibumu beserta saudara-saudaramu ada di luar dan berusaha menemui Engkau. Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepadanya: siapa ibuku? dan siapa saudara-saudaraku? Lalu katanya sambil menujuk kepada murid muridnya: ini ibuku dan ini saudara saudaraku! ”(Matius 12: 46 - 50)
5.      dan masih banyak lagi.

Jawaban No. 9
Benarkah perjanjian yang kekal itu dinyatakan Allah melalui Ishak?
”Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.” (Kejadian 17:19)
Kalau hal ini benar, berarti Yesuslah pemegang perjanjian yang kekal untuk keturunannya Ishak melalui jalur Yakub! Bagi orang-orang yang tidak pahan isi dari alkitab merasa hal ini wajar-wajar saja. Padahal ini sangat lucu dan bisa dikatakan berkat Tuhan salah alamat. Seharusnya bukan Yakub (leluhur Yesus) yang mewarisi berkat Tuhan yang diberikan kepada Ishak, melainkan diturunkan kepada anak sulung Ishak, yakni Esau. Namun karena ada rekayasa dan penipuan yang dilakukan oleh Yakub, maka berkat Tuhan ini ’nyasar’ ke Yakub anak bungsu dari Ishak.
Jalan cerita selengkapnya kita bisa baca dalam Kejadian pasal 27 dan 28. adapun sinopsisnya sebagai berikut:
Ketika berusia 40 tahun Ishak menikahi Ribka. Perkawinan ini menghasilkan 2 (dua) anak kembar, yakni Esau dan Yakub. Esau (anak yang pertama) berkulit merah dan seluruh badannya berbulu. Hobinya berburu dan tinggal dipadang. Sedangkan Yakub (anak yang kedua) berkulit licin dan lebih suka berdiam diri didalam kemah saja.
Ishak lebih sayang kepada Esau, sebab dia suka memberikan daging hasil buruannya kepada bapaknya. Sedangkan Ribka (istri Ishak), lebih sayang kepada Yakub. Ketika Ishak sudah tua, matanya sudah mulai kabur dan tidak bisa melihat lagi, maka dipanggilah Esau anak sulungnya, dan berkata:
"Lihat, aku sudah tua, aku tidak tahu bila hari kematianku. Maka sekarang, ambillah senjatamu, tabung panah dan busurmu, pergilah ke padang dan burulah bagiku seekor binatang; olahlah bagiku makanan yang enak, seperti yang kugemari, sesudah itu bawalah kepadaku, supaya kumakan, agar aku memberkati engkau, sebelum aku mati." (Kejadian 27:2-4)
Rupanya, ucapan rahasia Ishak dengan Esau didengar oleh Ribka. Ketika Esau berangkat ke hutan untuk berburu binatang melaksanakan perintah ayahnya, Ribka menceritakan kepada Yakub segala percakapan ayahnya dan Esau, bahwa ayahnya akan memberkati Esau setelah diberi makan yang enak (ayat 6-7).
Disinilah Ribka dan Yakub bersekongkol untuk menyusu siasat jitu agar berkat dari Ishak jatuh kepada Yakub, bukan kepada Esau. Maka Ribka menyuruh Yakub menyembelih dua anak kambing yang bagus untuk dimasak sesuai dengan selera kesukaan Ishak. Perhatikan percakapan mereka dibawah ini:
Ribka    :  ”Ambillah dari sana dua anak kambing yang baik, maka aku akan mengolahnya menjadi makanan yang enak bagi ayahmu, seperti yang digemarinya. Bawalah itu kepada ayahmu, supaya dimakannya, agar dia memberkati engkau, sebelum ia mati." (ayat 9-10)
Yakub   :  "Tetapi Esau, kakakku, adalah seorang yang berbulu badannya, sedang aku ini kulitku licin. Mungkin ayahku akan meraba aku; maka nanti ia akan menyangka bahwa aku mau memperolok-olokkan dia; dengan demikian aku akan mendatangkan kutuk atas diriku dan bukan berkat." (ayat 11-12)
(Untuk meyakinkan Yakub ibunya memberikan jaminan)
Ribka    :  "Akulah yang menanggung kutuk itu, anakku; dengarkan saja perkataanku, pergilah ambil kambing-kambing itu." (ayat 13)
(Maka dimulailah skenario yang sudah disepakati oleh yakub dan ibunya. Yakub menyembelih dua ekor kambing yang bagus dan membawanya kepada ibunya. Lalu Ribka memasak sesuai dengan selera Ishak. Setelah itu Ribka mengambil pakaian indah Esau yang disimpan dirumah, lalu diperintahkan ke Yakub untuk mengenakannya. Adapun kedua kulit kambing yang disembelih, dibalutkannya kedua tangan Yakub dan pada lehernya yang licin agar seperti berbulu bila diraba (ayat 14-16)).
(Setelah segala sesuatu yang direncanakan siap, maka Yakub mengantarkan makanan dan roti yang enak kepada Ishak dengan mengaku-ngaku sebagai Esau. Ketika sudah memasuki kamar ayahnya terjadilah dialog (ayat 17-27))
Yakub   :  ”Bapa!”
Ishak     :  ”Ya, anakku. Siapakah Engkau?”
Yakub   ”Akulah Esau, anak sulungmu, telahku lakukan segala yang bapa katakan padaku. Bangunlah, duduklah dan makanlah daging buruan masakanku ini, lalu berkatilah aku.”
Ishak     ”Cepat juga engkau mendapatkannya anak-ku!”
Yakub   ”Karena Tuhan, Allahmu, membuat aku mencapai tujuanku.’
Ishak     ”Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba engkau, apakah engkau ini anakku Esau atau bukan,”
(Kemudian Yakub mendekati8 Ishak, ayahnya)
Ishak     :  (Sambil meraba tangan Yakub. Suaranya, suara Yakub. Tangannya tangan Esau) ”Benarkah engkau ini anakku Esau?”
Yakub   :  ”Ya!”
Ishak     "Dekatkanlah makanan itu kepadaku, supaya kumakan daging buruan masakan anakku, agar aku memberkati engkau." Jadi didekatkannyalah makanan itu kepada ayahnya, lalu ia makan, dibawanya juga anggur kepadanya, lalu ia minum.”
(Yakub mendekat dan mencium ayahnya. Maka Ishak yakin bahwa yang di ciumnya adalah Esau sebab baunya adalah bau pakaian Esau)
Ishak     :  (Sambil memberkati Yakub) "Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati TUHAN. Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah. Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia."
(Setelah Ishak selesai memberkati Yakub, dan tak lama setelah Yakub keluar meninggalkan Ishak, ayahnya, pulanglah Esau, kakaknya, dari berburu. Ia juga menyediakan makanan yang enak, lalu membawanya kepada ayahnya. Maka terjadilah dialog):
Esau      "Bapa, bangunlah dan makan daging buruan masakan anakmu, agar engkau memberkati aku."
Ishak     "Siapakah engkau ini?"
Esau      "Akulah anakmu, anak sulungmu, Esau."
Ishak     :  (Sangat Terkejut) "Siapakah gerangan dia, yang memburu binatang itu dan yang telah membawanya kepadaku? Aku telah memakan semuanya, sebelum engkau datang, dan telah memberkati dia; dan dia akan tetap orang yang diberkati."
Esau      :  (Meraung-raunglah dengan sangat keras dalam kepedihan hatinya) "Berkatilah aku ini juga, ya bapa!"
Ishak     "Adikmu telah datang dengan tipu daya dan telah merampas berkat yang untukmu itu."
Esau      "Bukankah tepat namanya Yakub, karena ia telah dua kali menipu aku. Hak kesulunganku telah dirampasnya, dan sekarang dirampasnya pula berkat yang untukku. Apakah bapa tidak mempunyai berkat lain bagiku?"
Ishak     "Sesungguhnya telah kuangkat dia menjadi tuan atas engkau, dan segala saudaranya telah kuberikan kepadanya menjadi hambanya, dan telah kubekali dia dengan gandum dan anggur; maka kepadamu, apa lagi yang dapat kuperbuat, ya anakku?"
Esau      :  "Hanya berkat yang satu itukah ada padamu, ya bapa? Berkatilah aku ini juga, ya bapa!"
Ishak     :  "Sesungguhnya tempat kediamanmu akan jauh dari tanah-tanah gemuk di bumi dan jauh dari embun dari langit di atas. Engkau akan hidup dari pedangmu dan engkau akan menjadi hamba adikmu. Tetapi akan terjadi kelak, apabila engkau berusaha sungguh-sungguh, maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu."            (ayat 40)
Dari kisah diatas, maka jelaslah bahwa berkat yang diberikan kepada Yakub (leluhur Yesus) itu salah alamat. Jadi tidak tepat jika ada yang mengatakan Yesuslah pemegang perjanjian yang kekal untuk keturunannya Ishak.
Demikianlah Sembilan jawaban kami terhadap tuduhan Kristen kepada Islam. Dan ternyata tuduhan tersebut dapat dijawab balik dengan menggunakan Kitab suci mereka sendiri. Inilah yang dinamakan ”senjata makan tuan”. Orang-orang yang menghujat Islam seperti itu, rupanya sudah di nubuatkan oleh Yesus dalam Injil matius 7:1-5, sebagai berikut:
"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." (Matius 7:1-5)

Kembali ke...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar